TENGGARONG – Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) dilaporakan kembali terjadi di Desa Tunjungan, Kecamatan (Kec.) Muara Kaman, Kabupaten (Kab.) Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim).Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kukar, pun mengirimkan satu tim yang berjumlah 10 personel ke lokasi kebakaran hutan dan lahan tersebut.
Lokasi kebakaran tepatnya di sekitar kawasan Hak Guna Usaha (HGU) milik PT Agrojaya Tirta Kencana (PT ATK). Api cepat menyebar karena cuaca panas dan angin kencang yang terjadi sejak beberapa hari terakhir. Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kukar, Abdal mengatakan, kebakaran telah terjadi sejak, Kamis (22/02/2024) lalu. Namun dikarenakan angin kencang dan cuaca panas dalam lima hari terakhir api terus meluas.
“Untuk luasan Karhutla sementara sekitar 100 Hektare namun belum bisa dipastikan. Lokasi Hotspot awal berjarak 1,5 kilometer dari HGU PT. ATK,” ungkapnya, Selasa (27/02/2024). Tim yang beranggotakan 10 orang ini dilengkapi dengan sejumlah peralatan untuk pemadaman, di antaranya dua mobil double cabin, satu mobil slip on, satu mesin pompa apung, satu mesin pompa portabel, selang pemadam, nozzle, parang, tali dan peralatan safety personel, serta peralatan komunikasi.
Dirancanakan operasi pemadaman Karhutla tersebut akan dilakukan selama 7 hari ke depan, namun Abdal mengatakan, kondisi itu tentu akan menyesuaikan keadaan di lapangan. “Mereka disiagakan selama 7 hari kedepan untuk bisa menangani dan mencegah api semakin meluas. Harapannya Karhutla ini bisa segera ditangani dan api bisa padam,” jelas Abdal.
Sementara itu, musim kemarau membawa dampak serius bagi Kota Samarinda. Dua bulan pertama di awal tahun 2024 ini, seluas 16 hektare lahan di berbagai kecamatan di Kota Samarinda yakni di Sambutan, Palaran, Samarinda Utara, dan Sungai Kunjang dilalap api.
BPBD Samarinda, Suwarso, menjelaskan bahwa cuaca panas dan kering menjadi pemicu utama. Namun, adanya kesengajaan dan kelalaian manusia juga mengambil peran di balik bencana ini. “Cuaca panas hanya pemicunya. Penyebabnya adalah unsur kesengajaan manusia yang membakar lahan dan sampah,” tegas Suwarso pada Selasa (27/02/2024).
Dijelaskannya, Kelurahan (Kel.) Pulau Atas di Kec. Sambutan menjadi area paling terdampak dengan 3 hektare lahan hangus. Angin kencang dengan kecepatan 16 kilometer per jam dan suhu panas 37 derajat Celcius memperparah situasi. Efek negatif dari kebakaran lahan tidak hanya terbatas pada lingkungan sekitar, seperti kabut asap, polusi udara, kerusakan ekosistem, dan perubahan iklim, tetapi juga mengancam kesehatan masyarakat dengan meningkatnya gangguan pernapasan dan infeksi mata.
Upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan perlu menjadi perhatian serius semua pihak. Kesadaran masyarakat dan penegakan hukum menjadi kunci dalam melindungi Samarinda dari asap dan kerusakan alam. Sebab itu, BPBD Samarinda telah memasang imbauan di 10 kecamatan rawan kebakaran sejak akhir 2023. Pihak berwenang juga telah menegaskan kesiapannya untuk memberlakukan sanksi bagi masyarakat yang masih melanggar.
“Maka kami imbau masyarakat untuk membuka lahan dengan cara ramah lingkungan, jangan dengan membakar. Api mudah sekali lepas kendali, jadi kalau sudah terbakar sulit dikendalikan,” pungkas Suwarso.
Redaksi 03