SUKABUMI – Kedatangan jezanah Aris (27) yang ditemukan tewas tanpa kelamin di Sungai Ciliwung, Sukaraja, Kabupaten Bogor, pada Rabu (03/07) lalu, telah disambut puluhan warga. Sebagaimana dilansir dari Radar Jabar, Berdasarkan pantauan Radar Sukabumi di lokasi, pada Rabu (10/07) sekira pukul 20.03 WIB jenazah korban tiba di rumah duka, tepatnya di Kampung Cidadap Pangkalan, RT 02/RW 12, Desa Sukaraja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.
Setiba di kampung halamannya, puluhan warga dari berbagai kalangan langsung menyaksikan jenazah korban di evakuasi dari mobil ambulance berwarna hitam ke rumah duka. Setelah di rumah duka, warga langsung membawa jenazah korban untuk di salatkan di masjid yang lokasinya dekat dengan rumah duka sekira pukul 20.17 WIB.
Salah seorang tetangga korban, Pariddudin (42) kepada Radar Sukabumi mengatakan, pihaknya mengaku terkejut saat mendengar tetangganya tersebut, dikabarkan meninggal dunia dengan cara tidak wajar. “Iya, jujur warga disini juga banyak yang tidak menyangka, Kang Aris ini meninggal di Bogor dengan cara tidak wajar. Bahkan, ibu korban juga tahu secara pastinya korban itu meninggal pada sore tadi,” kata Pariddudin kepada awak media, pada Rabu (10/07) malam.
Menurutnya, warga yang merupakan tetangga korban telah mengetahui kabar duka tersebut, dari informasi yang beredar di media sosial Facebook. Setelah itu, pada Selasa (09/07) salah seorang teman korban bernama Anggi (17) datang ke kampung rumah duka dan menceritakan bahwa korban meninggal dunia di Bogor. “Setelah itu, kemarin pada Selasa (09/07) keluarga korban ada dua mobil pergi ke Bogor dan memastikan kebenarannya. Nah, tadi sore ada kabar lagi dari keluarga korban yang datang ke Bogor, ternyata benar itu korban bernama Aris,” imbuhnya.
“Jadi yang datang ke Bogor itu keluarga korban bersama ayahnya. Sementara, ibunya tidak ikut ke Bogor,” paparnya. Lebih lanjut ia menjelaskan, korban telah berangkat untuk bekerja di daerah Bogor pada dua bulan lalu bersama seorang temannya di kampung tersebut, bernama Anggi. “Kalau sepengetahuan saya korban bekerja dari sini sama temannya berdua. Itu berangkatnya ada dua bulanan ke Bogor. Katanya, kerja disana-nya di tempat steam kendaraan. Nah, korban terakhir pulang ke kampung itu, pas lebaran Idul Adha kemarin,” paparnya.
Semasa hidupnya, kata Pariddudin, korban merupakan seorang pemuda yang ceria dan mudah bergaul. Menurutnya, korban sempat ikut bekerja dengan Pariddudin untuk mengantar sayuran ke pasar Cibitung. “Dulu pernah kerja ke saya kalau ngirim barang ikut saya ke Pasar Cibitung ngirim sayuran, dia ngenekin. Kalau seminggu paling dua kali, jadi buruh serabutan. Baik sih anaknya, suka ngobrol, di jalan suka pada ngopi. Ahamdulillah orangnya baik,” timpalnya.
“Korban ini, adalah anak ke dua dari tiga bersaudara. Almarhum sudah menikah dengan orang Cibeureum Kota Sukabumi, tapi sudah cerai,” tukasnya. Pihaknya tidak mengetahui secara pasti korban memiliki masalah apa di tempat kerjanya wilayah Bogor. Sebab, selepas korban berangkat bekerja ke Bogor, ia tiak melakukan komunikasi sama korban. “Tapi sama temennya suka komunikasi yang namanya Anggi itu. Gimana betah gak, Alhamdulillah katanya, sebelum terjadi itu. Tapi nggak tau masalahnya apa,” tukasnya.
“Nah, temannya korban itu bernama Anggi sedang di BAP oleh Polisi sebagai saksi. Jadi, saya juga belum ngobrol sama dia (Anggi),” paparnya Ia bersama warga lainnya berharap, kematian korban dapat terungkap secara benar, berikut dengan pelakunya. Sebab, ia bersama warga lainnya merasa kematian korban tidak wajar. “Ya secepatnya lah ditangkap, kalau itu benar Aris (korban pembunuhan) pelaku-pelakunya secepatnya ketangkap, karena meninggalnya tidak wajar, itu sadis banget,” imbuhnya.
Masih ditempat yang sama, Paman Anggi yang merupakan teman korban, Medi (35) mengatakan, korban bersama temannya sekampungnya, Anggi (17) yang merupakan saudaranya Medi telah bekerja di tempat cuci steam dan tinggal di wilayah Bogor. Sebelumnya, korban dan Anggi bekerja di sebuah restoran, namun dikarenakan ada permasalahan akhirnya keduanya memutuskan untuk berhenti bekerja di situ.
Sebelum ditemukan meninggal dunia, perisitiwa ini bermula saat korban bersama saudaranya bernama Anggi tengah nongkrong sambil ngopi bareng pada Sabtu (29/06) malam. Namun, tiba-tiba korban berlari seperti layaknya ketakutan. “Kejadiannya malam Minggu. Terus udah setengah jam dicari, nggak ada. Pas dicari cuman ada sepatunya sebelah, di gang. Anggi kenal Aris sudah lama. Kepribadian sehari-hari di luar baik, di sini juga baik,” jelas Medi.
Saat itu, Anggi tidak panik saat korban tidak pulang ke kontrakannya. Lantaran, Anggi bersama korban sudah terbiasa pergi bermain dan tidak pulang. Namun, Anggi dikagetkan melihat di media sosial ada penemuan mauat pada Rabu (03/07). Setelah itu, Anggi memastikan ke lokasi penemuan mayat dan melihat terdapat ciri-ciri yang dimiliki korban.
“Iya, katanya ada tatto pada lengan bertuliskan nama korban dan gambar bunga mawar menjadi ciri awal yang diketahui oleh Anggi. Selain itu, sebelah sepatu korban juga ditemukan di sekitar lokasi penemuan mayat korban yang sudah tidak utuh, tidak terdapat alat kelamin dan kuku yang terkelupas,” paparnya. Setelah itu, Anggi pulang ke rumah korban di wilayah Kampung Cidadap Pangkalan, Desa/Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, untuk menginformasikan kepada pihak keluarga korban.[]
Putri Aulia Maharani