DENPASAR – Ini peringatan keras bagi pasangan selingkuh. Dampak terberat jika tidak bercerai, maka nyawa bisa melayang. Sebagaimana dilansir dari radarbali.id, seperti yang terjadi kali ini, setelah mengetahui istrinya diselingkuhi, Ketut Murah Dana, 47, melakukan aksi penganiayaan secara bar-bar menggunakan senjata tajam jenis sabit.
Akibatnya, nyawa orang yang nekat berselingkuh dengan sang istri bernama I Ketut Sudiarta alias Mangku Tawan, 44, tewas dengan kondisi alami delapan lubang pada sekujur tubuh hingga usus terburai keluar. Kejadian berlangsung, di Kolam Pemandian Air Hangat. “Ya, TKP di kolam Volcano Sari, Banjar Toya Bungkah, Desa Batur Tengah, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Rabu 31 Juli 2024 pukul 21.45,” pungkas sumber di lingkungan Polda Bali, Kamis (1/8).
Dikatakan, bahwa antara pelaku dan korban isi saling kena karena tinggal di desa yang sama, yakni Songan. “Pelaku sebagai pemandu wisata pendakian Gunung Batur, sedangkan korban seorang pemangku,” tambah sumber sembari mengatakan, kejadian itu berawal ketika usai membawa tamu turun dari pendakian.
Dana melihat istrinya mengendarai sepeda motor milik Mangku sekitar pukul 21.30. Ia membuntuti sang istri yang diketahui menuju ke arah ke tempat kekasih gelap yang merupakan asal Banjar Yeh Panes, berdomisili sementara atau ngekos tempat di Banjar Toya Bungkah. “Istrinya diketahui datangi kos ditempati Mangku. Perselingkuhan keduanya sudah berlangsung lama, tapi tidak diakui sang istri,” tambahnya.
Cinta terlarang itu dijalani Mangku dan sang istri ketika, lelaki warga Banjar Dalem, Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli ini sedang keluar atau melakukan tugas sehari-hari sebagai pemandu wisata pendakian. “Amarah pelaku meledak ketika Rabu malam itu,” tambahnya.
Mengetahui istrinya berada dalam kamar kos, ia pun terobos masuk. Di sana, lelaki tidak ada. Cekcok mulut antara pasutri ini sempat terjadi. Tak mampu menahan emosi, ia pergi mencari Mangku hingga diketahui keberadaannya di Kolam Pemandian Air Hangat Volcano Sari. “Sabit itu diduga diambil di rumah ketika hendak mencari keberadaan Mangku,” sebut sumber sembari mewanti-wanti namanya dirahasiakan.
Ia menemui Mangku yang saat itu sedang berendam (mandi) di dalam kolam. Setibanya di sana, ia langsung melakukan aksi barbar. “Korban disabet ketika sedang berada di dalam kolam. Sempat melakukan perlawanan namun apa mau di kata, serang membabi buta itu mengakibatkan korban mengalami luka sabetan di sekujur tubuh,” ungkapnya.
Mengetahui lelaki itu sudah tak berdaya, pemandu wisata Gunung Batur ini langsung kabur. Pengelola kolam Ketut Suarsana hanya bisa liat dari jauh karena ketakutan. Dia sempat berteriak minta kepada pengunjung dan masyarakat sekitar agar menjauh. Dan melaporkan hal tersebut ke pihak Polsek Kintamani tiba di TKP dan langsung melakukan olah TKP serta Puldata keterangan saksi. “Aksi penganiayaan menyebabkan orang lain meninggal dunia jadi tontonan wisatawan yang masih berada di sana,” imbuhnya.
Terkait dengan hal tersebut, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Bali membenarkan. Pihak Polsek kinta dan Polres Bangli tiba di lokasi, korban yang sudah dalam kondisi meninggal dunia dievakuasi ke RSUD Bangli. Dijelaskan hasil pengembangan, korban dianiaya menggunakan sajam jenis sabit sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia.
“Berdasarkan hasil pulket para saksi diduga motif penganiayaan akibat pelaku cemburu karena korban menjalin hubungan asmara dengan istri terduga pelaku,” bebernya. Berdasarkan hasil pemeriksaan jenazah oleh tim medis RSUD Bangli, Terdapat 2 luka robek pada leher bagian kanan. “Luka pada perut bagian kiri hingga usus terburai keluar,” kisah Mantan Kapolresta Denpasar.
Luka robek pada perut bagian tengah hingga usus kelihatan. Luka robek pada bahu sebelah kiri. Luka robek pada dada bagian tengah. Luka robek pada punggung. Luka robek pada kepala bagian belakang. “Pelaku sudah diamankan untuk proses hukum selanjutnya. Saat ini jenazah korban berada di RSUP Prof. Ngoerah Denpasar untuk kepentingan autopsi,” pungkasnya.[]
Putri Aulia Maharani