TANJUNGPINANG – Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Kepri, Adi Prihantara menyampaikan, dari tujuh kabupaten/kota di Kepri, hanya Kota Batam yang mengalami kenaikan angka prevalensi stunting selama periode 2022 – 2023. Sebagaimana dilansir dari Haka, “Dari 15,2 persen di tahun 2022 menjadi 16,1 persen di tahun 2023,” katanya, kepada hariankepri.com, Selasa (20/8/2024). Adi menegaskan, naiknya angka prevalensi stunting di Kota Batam menandakan adanya tantangan yang masih perlu diatasi.
Pemerintah Provinsi Kepri, lanjutnya, memandang, jika kenaikan tersebut sebagai peringatan bagi Kota Batam untuk memperkuat program-program penanganan stunting. “Pemko Batam juga harus memastikan upaya intervensi yang lebih efektif diterapkan di lapangan,” tegasnya.
Menurutnya, selama ini Pemprov Kepro telah berkomitmen penuh untuk menurunkan prevalensi stunting melalui program intervensi yang terstruktur dan berkelanjutan diseluruh kabupaten/kota di Kepri.
Berbagai program, sambungnya, seperti peningkatan gizi melalui PMT, penguatan kapasitas tenaga kesehatan, dan pelaksanaan pengukuran serta surveilans secara berkala terus kami gencarkan, “Kami terus berupaya untuk menurunkan angka stunting di seluruh kabupaten dan kota di Kepri, terutama di wilayah yang masih menunjukkan tren kenaikan seperti Batam,” paparnya.
Adi menekankan, beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kenaikan angka stunting. Seperti, melalui program peningkatan kualitas sanitasi, akses air bersih, serta edukasi gizi bagi para ibu hamil dan keluarga. “Semua itu harus menjadi prioritas. Kami (Pemprov Kepri) akan berupaya keras agar penurunan ini tidak hanya sementara, tetapi berkelanjutan,” pungkasnya.[]
Putri Aulia Maharani