SAMARINDA – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kalimantan Timur (Kaltim) mengadakan Jumpa Pers rutin untuk periode Oktober 2024. Dilaksanakan di Aula Warung Informasi Etam Kaltim (WIEK), Kantor Diskominfo, Jalan Basuki Rahmat Samarinda, Jum’at (18/10/2024). Jumpa Pers yang dimoderatori oleh Kepala Diskominfo Kaltim, Muhammad Faisal, menghadirkan dua nara sumber yaitu Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTP) Kaltim, Fahmi Prima Laksana dan Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, Fit Nawati.
Kepala DPMPTSP Kaltim, Fahmi Prima Laksana, dalam kesempatan itu memaparkan bahwa target investasi 2024 ditetapkan sebesar Rp 76,02 triliun. Dan hingga triwulan ke III telah tercatat nilai investasi di Kaltim adalah Rp 55,82 triliun, dengan rician terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Rp 38,65 triliun dan Penanaman Modal Asing Rp 17,16 triliun. Dengan capaian ini, Fahmi berkeyakinan target investasi untuk tahun 2024 akan dapat tercapai.
Namun demikian, dia masih mengemukakan beberapa kendala yang mempengaruhi iklim investasi di Kaltim seperti masih kurangnya aksesibilitas, ketersediaan infrastruktur penunjang yang memadai, rendahnya daya saing sektor unggulan, kurangnya efektifnya koordinasi antara pemerintah daerah dan pusat serta promosi investasi yang dinilai masih kurang komprehensif. “Namun demikian kita tetap optimis kinerja investasi di Kaltim masih on the track (berada pada jalur yg sesuai) sehingga realisasinya cukup baik (hingga triwulan III). Dan sebagai catatan sejak 2020, realisasi investasi Kaltim terus mengalami peningkatan bahkan (dapat) melampaui target yang telah ditetapkan,” paparnya.
Terlebih dengan hadirnya sejumlah proyek besar diseputar pembangunan Ibh Kota Nusantara (IKN) yang sangat masif tentunya akan berpengaruh sangat signifikan terhadap iklim investasi di Banua Etam. Kedepan, pemerintah daerah akan terus menunjukkan kinerja terbaiknya di sektor investasi dengan memperkuat koordinasi antar pemangku kepentingan. Selanjutnya, Kabid Kesmas Dinkes Kaltim, Fit Nawati dalam keterangannya membahas isu-isu kesehatan, terutama pananganan stunting yang masih menjadi prioritas dan penanganan seruis Pemerintah Provinsi Kaltim. Masih terdapat peningkatan peningkatan prevalensi stunting di beberapa kabupaten dan kota seperti Samarinda dengan presentasi 18,58, Berau dengan presentasi 19,67 dan Kutai Kartanegara dengan presentasi 19,15. Dan ada yang lebih tinggi terdapat di Botang 23,41 persen, lalu Kutai Timur 21,78 persen. Masih tingginya prevalensi stunting tersebut disebabkan oleh berbagai faktor antara lain masih kurangnya asupan gizi pada ibu hamil, pola asuh yang belum optimal, serta keterbatasan akses terhadap fasilitas kesehatan dan ketersediaan tenaga kesehatan yang memadai di berbagai daerah terpencil.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Dinkes Kaltim, berupaya meningkatkat kolaborasi dan sinergitas dengan beberapa perangkat daerah terkait. “Mungkin dari organisasi perangkat daerah (OPD) memiliki misi sendiri (program masing-masing sesuai tugas pokok) terkait penanganan stunting. Tapi kami tetap lakukan komunikasi efektif dalam rangka kolaborasi dan bersinergi dalam menangani stunting,” ungkapnya.
Dalam Jumpa Pers tersebut sejumlah jurnalis dari media cetak maupun elektronik hadir.
Penulis : Himawan Yokominarno