JAKARTA – Founder Lembaga Survei KedaiKOPI, Hendri Satrio menanggapi pernyataan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang membuka kemungkinan menggaet Presiden RI ke-7 Jokowi sebagai juru kampanye Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Pilkada Jawa Tengah 2024.
Sebagaimana dilansir dari Tempo.co, Hendri mengatakan, secara undang-undang memang sah saja dikarenakan Jokowi kini sudah tak lagi menjabat sebagai presiden. Namun, menurut Hendri, Jokowi seharusnya sadar akan etika politik mengingat putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, kini menjabat sebagai Wakil Presiden RI.
“Ini masalah etika, Pak Jokowi kan mantan presiden yang seharusnya menjadi bapak bangsa, putranya masih menjadi wakil presiden,” kata Hendri dalam keterangannya, Jumat, 25 Oktober 2024. Ia menilai, publik sudah mengetahui arah dukungan politik Jokowi di Jawa Tengah tanpa harus menjadi juru kampanye.
Sebab, Gibran sudah beberapa kali terlihat bersama dengan Ahmad Luthfi-Taj Yasin di beberapa kesempatan, salah satunya saat mengantarkan paslon tersebut mendaftar ke KPU pada 28 Agustus 2024 lalu.
“Tanpa berkampanye untuk Ahmad Luthfi saya rasa publik sudah tahu jika Jokowi mendukung Ahmad Luthfi, ditambah lagi Gibran meski sudah terpilih menjadi wakil presiden, ia ikut mengantarkan Luthfi ke KPU dan terlihat beberapa kali bersama Luthfi,” kata Hendri.
Hendri berpendapat, Jokowi seharusnya tak berdiri di kandidat mana pun di Pilkada Serentak 2024, terutama Pilkada Jawa Tengah kali ini. Sehingga, Jokowi sebagai Presiden ke-7 RI bisa menjadi bapak bangsa yang mengayomi seluruh kandidat Pilkada Serentak 2024.
Sebelumnya, Ketua DPP PPP Achmad Baidowi mengungkap kemungkinan tim pemenangan pasangan calon Gubernur Jawa Tengah nomor urut 2 Ahmad Luthfi-Taj Yasin menggaet mantan presiden ketujuh Jokowi sebagai juru kampanye.
“Soal Pak Jokowi tentu masih akan dibahas oleh tim,” kata Achmad saat dihubungi melalui aplikasi perpesanan WhatsApp, pada Selasa, 22 Oktober 2024.
Politikus yang disapa Awiek itu mengatakan pembahasan soal perekrutan Jokowi sebagai juru kampanye masih dibahas lantaran mantan Gubernur Jakarta itu tidak masuk tim kampanye sedari awal dibentuk.[]
Putri Aulia Maharani