DENPASAR – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Bali Irjen Pol. Daniel Adityajaya menggelar pertemuan dengan konsul jenderal dan konsul kehormatan dari berbagai negara yang berkantor di Bali. Pertemuan yang berlangsung di Markas Polda Bali pada Jumat (7/2/2025) ini bertujuan untuk membahas peningkatan keamanan pariwisata di Pulau Dewata.
Menurut Kapolda, dalam beberapa waktu terakhir terjadi peningkatan gangguan ketertiban dan keamanan masyarakat (kamtibmas) yang melibatkan wisatawan mancanegara (WNA), baik sebagai korban maupun pelaku tindak pidana.
“Kecenderungan saat ini ada peningkatan kejadian gangguan kamtibmas yang muncul, baik itu pelanggaran lalu lintas maupun tindak pidana. Ini bukan hanya melibatkan WNA sebagai korban, tetapi juga sebagai pelaku,” kata Irjen Pol. Daniel Adityajaya.
Kapolda menekankan bahwa Bali adalah destinasi wisata terkenal yang harus mendapatkan perhatian dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk wisatawan, guna menjaga reputasinya sebagai tempat wisata yang berkualitas.
Kapolda menjelaskan bahwa Bali dan pariwisata adalah dua hal yang berbeda tetapi tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, penting untuk menciptakan pariwisata yang aman, nyaman, well spending, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat setempat.
“Sebagai destinasi wisata favorit internasional, Pulau Bali merupakan etalase pariwisata Indonesia,” katanya.
Kapolda juga mengingatkan bahwa Bali telah mendapatkan pengakuan internasional sebagai salah satu destinasi terbaik dunia. Berdasarkan Travellers’ Choice Awards Best of the Best yang dirilis oleh situs perjalanan Tripadvisor, Bali menempati posisi kedua dari 25 destinasi wisata terbaik dunia.
Tidak hanya itu, jumlah kunjungan wisatawan juga terus meningkat. Berdasarkan data dari Kantor Imigrasi Denpasar, selama tahun 2024 jumlah wisatawan asing yang datang ke Bali mencapai 6.496.539 orang, meningkat 24,78 persen dibandingkan tahun 2023 yang mencatat 5.206.129 wisatawan.
Namun, peningkatan jumlah wisatawan ini juga diiringi dengan meningkatnya kasus yang melibatkan WNA, baik sebagai korban maupun pelaku.
Kapolda menilai bahwa komunikasi dengan negara sahabat melalui konsulat mereka sangat penting, terutama dalam menyosialisasikan aturan hukum, budaya, dan adat istiadat Bali yang harus dihormati oleh wisatawan asing.
“Kami merasa penting dan perlu berkomunikasi dengan negara sahabat melalui konsulnya. Apabila ada warganya yang datang ke Bali, mereka bisa diberikan informasi mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan,” jelasnya.
Dalam pertemuan tersebut, Kapolda mengimbau para konsul untuk memberikan arahan kepada warga negaranya mengenai aturan hukum (do’s & don’ts) serta norma-norma adat di Bali. Selain itu, ia menegaskan bahwa wisatawan yang terlibat dalam tindak pidana, baik sebagai pelaku maupun korban, harus bersikap kooperatif dengan pihak kepolisian.
Mendukung pernyataan Kapolda, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Cok Bagus Pemayun, mengajak para konsul untuk bekerja sama dalam menjaga keamanan Bali.
Menurutnya, keamanan pariwisata bukan hanya tanggung jawab polisi, tetapi juga membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk perwakilan negara asing yang memiliki warga negara yang berwisata atau tinggal di Bali.
“Keamanan Bali bukan hanya tugas polisi semata, tetapi merupakan tanggung jawab bersama. Semua pihak, termasuk para konsul, harus ikut berperan serta,” kata Cok Bagus Pemayun.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga kualitas pariwisata Bali agar tetap berkelanjutan.
“Bali yang kita inginkan adalah Bali yang berkualitas dari sisi destinasi pariwisata sehingga dapat terus berkembang di masa depan,” tambahnya.
Meski ada beberapa tantangan, ia memastikan bahwa kondisi pariwisata Bali saat ini relatif aman dan pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan kenyamanan bagi wisatawan.[]
Putri Aulia Maharani