Ambulans Masuk Bengkel, Polres Bontang Sidak SPBU Terkait BBM Rusak

Ambulans Masuk Bengkel, Polres Bontang Sidak SPBU Terkait BBM Rusak

SAMARINDA – Menjelang dan setelah Lebaran, sejumlah pengendara di Kalimantan Timur (Kaltim) mengeluhkan kendala pada kendaraan mereka setelah mengisi bahan bakar minyak (BBM) di berbagai stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Masalah ini dilaporkan terjadi di beberapa kota, termasuk Samarinda, Bontang, dan Balikpapan.

Sejumlah pemilik kendaraan mengaku mengalami kerusakan mesin, mulai dari motor yang tersendat hingga mobil yang kehilangan tenaga. Bahkan, beberapa pengguna kendaraan harus mengeluarkan biaya perbaikan hingga lebih dari Rp1 juta akibat masalah ini.Salah satu pengendara ojek daring, Asfiandi (32), mengatakan bahwa kendaraannya mengalami gangguan setelah mengisi BBM jenis Pertamax di sebuah SPBU di Samarinda.

“Sebelum beli di SPBU, motor saya sudah mulai tersendat-sendat dan sempat mogok juga. Nah, tadi pagi saya servis di bengkel resmi, ternyata banyak motor lain mogok dengan kasus yang sama,” ujarnya, Rabu (2/4/2025).

Menurutnya, mekanik di bengkel tersebut melakukan pengurasan tangki BBM dan menggantinya dengan Pertalite. Selain itu, beberapa komponen kelistrikan juga diganti hingga akhirnya motornya kembali berfungsi normal.“Saya biasa pakai Pertamax selama hampir dua tahun, cuma sekali isi Pertalite waktu kehabisan Pertamax saat touring ke Banjarmasin,” tambahnya.

Keluhan serupa juga datang dari pengendara lain, termasuk sopir ambulans Puskesmas Sambutan, Samarinda. Plt. Kepala Puskesmas Sambutan, drg. Nadia Tri Handayani Kuncoro, membenarkan bahwa ambulans milik puskesmas mengalami kerusakan usai mengisi BBM di SPBU.

“Senin (24/3/2025) sekitar pukul 13.00 WITA, ambulans kami mengisi Pertamax sebanyak 20 liter. Setelah itu, kendaraan diparkir di puskesmas. Namun, saat digunakan keesokan harinya menuju Posyandu Lansia, ambulans tiba-tiba kehilangan tenaga dan mogok di tengah jalan,” ungkap Nadia.

Menurut sopir ambulans, kendaraan kesulitan melaju terutama saat melewati tanjakan karena mesin tidak mampu memberikan daya dorong yang cukup. Akibatnya, sopir terpaksa kembali ke puskesmas dan menggunakan kendaraan pribadi untuk melanjutkan tugas.

Sejumlah bengkel di Samarinda pun mulai menerima banyak kendaraan dengan keluhan serupa. Joko Priyanto, pemilik bengkel di Samarinda Seberang, mengaku telah menangani belasan kendaraan dengan masalah mesin setelah mengisi BBM di SPBU.

“Rata-rata keluhan karena BBM. Sejak H+2 Lebaran, sudah ada 11 motor yang tangkinya saya kuras. Ini bukan tuduhan, tapi memang faktanya seperti itu,” jelasnya.

Hal yang sama juga terjadi di Bontang dan Balikpapan. Dalle, seorang warga Bontang, mengaku motornya Honda Beat mengalami gangguan setelah mengisi Pertamax di salah satu SPBU pada 30 Maret 2025.”Sisa dua batang di indikator bensin baru terasa brebet (tersendat-sendat), apalagi kalau jalan pelan,” katanya.

Di Balikpapan, Fajar Mappa mengalami kendala serupa pada motor matiknya setelah mengisi Pertamax dan kemudian Pertamax Turbo.”Jelang sore jam 4-an, motor tiba-tiba menyendat dan mati mendadak,” ujarnya.

Setelah diperiksa, mekanik menemukan bahwa fuel pump kendaraan Fajar kotor dan harus diganti. Biaya perbaikan yang ia keluarkan mencapai Rp700 ribu, termasuk penggantian fuel pump dan pembersihan komponen lainnya.

Polres Bontang Lakukan Sidak ke SPBU

Menanggapi banyaknya keluhan masyarakat, Kepolisian Resor (Polres) Bontang turun langsung melakukan inspeksi ke sejumlah SPBU.Kapolres Bontang, AKBP Alex Frestian Lumban Tobing, bersama jajarannya mendatangi SPBU di Jalan Bhayangkara sebagai lokasi pertama.

Dari hasil pemeriksaan, petugas mengambil sampel satu liter Pertamax menggunakan wadah transparan dan mencampurkannya dengan pasta pendeteksi air.

“Kami ingin memastikan dan merespons cepat keluhan masyarakat soal BBM ini,” ujar Alex.Namun, hasil pemeriksaan awal tidak menemukan indikasi BBM yang tercampur air. Sidak kemudian dilanjutkan ke SPBU lain di Tanjung Laut dengan hasil serupa.

Meski demikian, Kapolres menegaskan bahwa pihaknya akan terus menyelidiki dan mengumpulkan informasi dari bengkel-bengkel yang menangani kendaraan bermasalah. Ia juga mengimbau masyarakat agar proaktif melaporkan masalah serupa dengan membawa bukti yang valid.”Kami membutuhkan informasi akurat dari masyarakat, selain juga terus memantau langsung penyaluran BBM di SPBU,” jelasnya.

Pertamina Lakukan Uji Sampel

Sementara itu, PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan melakukan investigasi terhadap dugaan BBM bermasalah. Area Manager Communication, Relations, & CSR Regional Kalimantan, Edi Mangun, menyatakan bahwa pihaknya telah mengambil sampel BBM dari SPBU di Balikpapan untuk diuji di laboratorium.

“Kami masih mengambil beberapa sampel lagi untuk memastikan apakah ada yang aneh dengan BBM yang kami distribusikan ke SPBU,” ungkapnya.Edi menegaskan bahwa jika ditemukan kejanggalan dalam kualitas BBM, pihaknya akan segera mengumumkan hasil investigasi kepada publik.

Sebelumnya, pengujian sampel acak BBM dari SPBU di Samarinda telah dilakukan di laboratorium PT Kilang Pertamina Internasional Balikpapan. Hasil uji menunjukkan bahwa BBM di Samarinda masih memenuhi standar yang ditetapkan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas).

Di sisi lain, pengelola SPBU di Balikpapan, Marselinus, menegaskan bahwa pihaknya menjalankan prosedur operasional sesuai standar. Ia memastikan bahwa SPBU tempatnya bekerja melakukan pengecekan rutin terhadap kualitas BBM.

“Kami selalu mengecek kadar air dalam tangki dengan hidrometer dan dipstik dengan pasta air. Hasil pengecekan menunjukkan BBM di SPBU kami memenuhi standar dan layak edar,” katanya.Untuk memastikan transparansi, SPBU Batakan, Balikpapan, bahkan menyimpan sampel BBM setiap hari hingga pasokan baru datang.

“Kami menyimpan sampel hingga esok hari sebelum diganti dengan BBM baru,” tandas Marselinus.

Hingga saat ini, investigasi terkait dugaan BBM bermasalah masih terus dilakukan oleh pihak berwenang. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan melaporkan kejadian serupa agar dapat ditindaklanjuti oleh pihak terkait.[]

Putri Aulia Maharani

Berita Daerah