SAMARINDA – Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Timur (Dispar Kaltim) mencatat, perputaran uang selama libur Lebaran 1446 Hijriah di daerah tujuan wisata (DTW) wilayah tersebut mencapai sedikitnya Rp48,06 miliar. Nilai ini menunjukkan sektor pariwisata memiliki peran signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal.
“Perkiraan ini merupakan angka minimal, dihitung berdasarkan asumsi pengeluaran rata-rata Rp100 ribu per pengunjung dengan total kunjungan sebanyak 480.626 orang,” kata Kepala Bidang Pemasaran Dispar Kaltim, Restiawan Baihaqi, di Samarinda, Kamis (10/4/2025).
Restiawan menjelaskan, data kunjungan wisatawan tersebut diperoleh dari 100 destinasi wisata yang melaporkan aktivitas selama periode libur Lebaran, khususnya antara tanggal 1 hingga 7 April 2025. Dari total pengunjung, 34 orang tercatat sebagai wisatawan mancanegara, sementara sisanya merupakan wisatawan nusantara.
Ia menyebutkan, angka ini masih dapat meningkat mengingat hanya sekitar 50 persen dari seluruh DTW di Kalimantan Timur yang telah melaporkan data kunjungannya ke Dispar Kaltim. “Apabila semua destinasi menyampaikan laporan, kami yakin jumlah kunjungan dan nilai perputaran ekonomi akan jauh lebih besar,” ujarnya.
Namun demikian, lonjakan kunjungan wisatawan tidak terjadi merata di seluruh wilayah. Beberapa daerah seperti Kota Balikpapan, Samarinda, dan Kabupaten Kutai Kartanegara mencatatkan lonjakan signifikan, sementara daerah lainnya belum menunjukkan peningkatan berarti.
Berdasarkan pemantauan, destinasi wisata alam dan pantai tetap menjadi favorit pengunjung. Faktor kemudahan akses dan luasnya area yang memungkinkan pengunjung datang bersama keluarga menjadi alasan utama.
“Tren ini menjadi sinyal positif bagi perekonomian Kaltim. Sektor pariwisata terbukti mampu menggerakkan ekonomi lokal secara nyata,” tambah Restiawan.
Ia optimistis pariwisata Kaltim akan terus berkembang jika didukung oleh pengembangan infrastruktur, peningkatan fasilitas, serta promosi yang lebih luas. Destinasi di wilayah terpencil yang memiliki potensi besar menurutnya masih memerlukan perhatian serius, khususnya dalam hal aksesibilitas.[]
Putri Aulia Maharani