JAKARTA — Duka mendalam menyelimuti umat Katolik di seluruh dunia atas berpulangnya Paus Fransiskus pada usia 88 tahun. Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, turut menyampaikan belasungkawa atas wafatnya pemimpin Gereja Katolik tersebut. Ia mengaku sempat terkejut dan tidak percaya saat pertama kali menerima kabar duka itu.
“Rasa kehilangan ini bukan hanya dirasakan umat Katolik, melainkan seluruh rakyat Indonesia. Sejak pukul 16.00 WIB, saya menerima begitu banyak pesan dan panggilan dari berbagai pihak yang menyampaikan ucapan duka cita,” ujar Suharyo di Gereja Katedral Jakarta, Senin (21/4/2025).
Menurutnya, informasi wafatnya Paus Fransiskus baru diyakini setelah ia menerima konfirmasi langsung dari Dewan Kardinal di Vatikan, serta dari Duta Besar Vatikan untuk Indonesia dan Duta Besar Indonesia untuk Vatikan. Hal ini mengejutkan karena sehari sebelumnya, Paus Fransiskus masih tampil di hadapan publik memberikan berkat mingguan dari Vatikan.
“Beliau tampak sehat dan seperti biasa menyapa umat dari balkon Istana Apostolik. Karena itu saya awalnya sulit percaya,” tuturnya.
Suharyo mengenang Paus Fransiskus sebagai sosok pemimpin yang sederhana dan bersahaja. “Yang membuat beliau dikagumi bukan karena jabatannya atau pidatonya, tetapi karena keteladanan hidupnya yang mencerminkan nilai-nilai Injil,” tambahnya.
Vatikan mengonfirmasi Paus Fransiskus wafat pada Senin pagi pukul 07.35 waktu setempat. Dalam pernyataan resmi, Kardinal Farrell mengatakan, “Dengan duka mendalam, kami mengumumkan bahwa Uskup Roma, Fransiskus, telah kembali ke rumah Bapa. Hidupnya diabdikan sepenuhnya untuk pelayanan kepada Tuhan dan umat-Nya.”
Paus Fransiskus, yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio, merupakan Paus pertama dari Benua Amerika dan berasal dari Ordo Yesuit. Selama masa kepemimpinannya, ia dikenal luas karena sikap humanis, komitmennya pada isu lingkungan, serta kepeduliannya terhadap kaum miskin dan marjinal.
Salah satu momen bersejarah bagi umat Katolik di Indonesia adalah ketika Paus Fransiskus berkunjung ke Tanah Air. Dalam kunjungannya itu, beliau sempat memimpin misa akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno serta mengunjungi Masjid Istiqlal, yang memperlihatkan komitmennya terhadap dialog antaragama dan perdamaian.epergian Paus Fransiskus menjadi duka mendalam bagi seluruh umat Katolik dan dunia, namun warisan teladan dan pengabdiannya akan tetap dikenang sepanjang masa.[]
Putri Aulia Maharani