Mahasiswa Unud Diduga Sebar Konten Deepfake, Terungkap Berkat Mantan

Mahasiswa Unud Diduga Sebar Konten Deepfake, Terungkap Berkat Mantan

DENPASAR – Seorang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (FEB Unud) berinisial SLKDP diduga melakukan pelecehan seksual secara digital melalui pembuatan konten pornografi menggunakan teknologi deepfake. Kasus ini terungkap setelah mantan pacar pelaku mengirimkan bukti berupa tangkapan layar kepada sejumlah korban melalui media sosial, Kamis (13/3).

Bukti yang disebarkan tersebut berisi foto-foto pribadi para korban yang diedit secara digital hingga tampak seperti tanpa busana. Salah satu korban mengungkapkan bahwa gambar-gambar tersebut diambil secara diam-diam dari media sosial, kemudian dimanipulasi menggunakan bot berbasis kecerdasan buatan (AI) di aplikasi Telegram.

“Terungkap ketika beberapa perempuan dikirimkan bukti oleh mantan (pacar) pelaku. Pelaku menyimpan dan mengedit foto-foto pribadi kami dari media sosial,” ungkap korban saat diwawancarai kumparan, Jumat (25/4/2025).

Ia menjelaskan bahwa foto yang semula tampak wajar dan bersifat publik diedit hingga terlihat vulgar dan digunakan tanpa izin. Setiap file foto disertai dengan nama dan kode tertentu yang mengindikasikan sistematisnya tindakan pelaku.

“Foto-foto yang awalnya bersifat wajar dan umum di media sosial, diambil tanpa izin, lalu diedit secara digital sehingga tampak seolah-olah kami dalam kondisi tanpa busana atau telanjang,” tambahnya.

Kondisi psikologis para korban pun dilaporkan terganggu. Salah satu korban mengaku merasa cemas dan ketakutan saat beraktivitas di luar rumah. Hal ini semakin diperburuk karena pelaku masih terlihat bebas beraktivitas di lingkungan kampus.

“Pada akhirnya saya pikir, kenapa saya yang takut? Kan saya korban. Jadi, saya dan korban lain sepakat melaporkan hal ini ke kampus,” ujarnya.

Hasil penelusuran sementara menunjukkan bahwa sebagian besar korban berasal dari fakultas yang sama dengan pelaku, meskipun terdapat pula korban dari fakultas lain. Berdasarkan informasi yang dihimpun, jumlah korban yang teridentifikasi telah mencapai lebih dari 35 orang.

Saat ini, para korban sedang berkoordinasi untuk melanjutkan pelaporan kasus tersebut ke pihak kepolisian atau menunggu proses dan sanksi yang akan diberikan oleh pihak rektorat Universitas Udayana.

Kasus ini menyoroti pentingnya perlindungan data pribadi serta pengawasan terhadap penyalahgunaan teknologi kecerdasan buatan, terutama dalam bentuk deepfake yang semakin meresahkan masyarakat, khususnya kalangan mahasiswa.[]

Putri Aulia Maharani

Berita Daerah