Tak Kuat Menunggu, Warga Perbaiki Jalan Sendiri

Tak Kuat Menunggu, Warga Perbaiki Jalan Sendiri

SELUMA – Warga Desa Riak Siabun, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma, Bengkulu, menunjukkan semangat gotong royong yang luar biasa dengan memperbaiki jalan provinsi yang rusak parah selama hampir dua dekade. Tidak kurang dari 1.500 kepala keluarga (KK) ikut serta dalam pengumpulan dana secara swadaya untuk menangani kerusakan jalan sepanjang 9 kilometer.

Jalan tersebut merupakan jalur penghubung vital antara Kota Bengkulu, Padang Serai, serta beberapa desa lainnya di Seluma, termasuk Kungkai Baru dan Air Periukan. Akibat tak kunjung diperbaiki oleh pemerintah, warga pun mengambil inisiatif sendiri.

Perbaikan jalan ini diprakarsai oleh Wandi, mantan Kepala Desa Riak Siabun yang kini menjadi anggota DPRD Seluma dari Partai Gerindra. Ia menyebut dana yang telah terkumpul mencapai Rp 28 juta dari kebutuhan sekitar Rp 50 juta.

“Perbaikan jalan ini swadaya masyarakat, ada yang patungan uang, tenaga. Total dana terkumpul Rp 28 juta dari kebutuhan Rp 50 juta. Ini murah karena kami pinjam alat berat di Pemda Seluma,” kata Wandi, Rabu (30/04/2025).

Wandi menjelaskan, pengumpulan dana tidak hanya berasal dari warga sekitar, tetapi juga dari pengguna jalan, pengusaha lokal, hingga tokoh masyarakat. Dukungan datang dari lima desa: Riak Siabun, Riak Siabun 1, Sumber Makmur, Tawang Rejo, dan Kungkai Baru.

“Uang sumbangan kami gunakan untuk BBM, akomodasi, dan upah operator. Alat berat kami pinjam ke bupati. Sudah 18 tahun jalan rusak parah,” ujarnya.

Warga menargetkan perbaikan rampung dalam enam hari. Jalan ini sangat penting bagi aktivitas ekonomi, karena menjadi jalur utama distribusi hasil pertanian ke Kota Bengkulu. Sebelumnya, warga sering bergotong royong memperbaiki jalan, namun hanya sebatas tambal sulam.

Ketua pelaksana kegiatan, Maryoto, menyatakan bahwa dana masih terus dikumpulkan, khususnya untuk pembelian material penimbun.

“Kemungkinan dana yang kita butuhkan ini mencapai Rp 50 juta, karena juga dipergunakan untuk membeli material koral untuk penimbunan jalan yang berlubang,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa sejumlah titik memerlukan penanganan lebih serius karena lubang yang menganga membahayakan pengguna jalan. Selain itu, warga juga memperbaiki saluran air di sekitar badan jalan untuk mencegah luapan yang memperparah kerusakan.

Meski bersifat darurat, Wandi berharap pemerintah provinsi segera turun tangan melakukan pengaspalan permanen agar warga tak terus-menerus menanggung beban perbaikan jalan secara mandiri. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah