JAKARTA – Ketidakpastian ekonomi Amerika Serikat akibat kebijakan tarif Presiden Donald Trump mulai menimbulkan dampak nyata bagi pelaku industri besar. Salah satu yang kini angkat suara adalah McDonald’s, raksasa jaringan makanan cepat saji global, yang mengaku prihatin atas tekanan ekonomi yang semakin menguat dan menyebut situasi ini sebagai salah satu tantangan terberat dalam sejarah operasional perusahaan.
Dalam laporan keuangannya untuk kuartal pertama tahun 2025, McDonald’s melaporkan penurunan penjualan domestik sebesar 3,6 persen. Angka ini merupakan penurunan kuartalan terdalam sejak pandemi Covid-19 mengguncang sektor ritel pada tahun 2020. Menurut pihak perusahaan, penyebab utama dari penurunan tersebut adalah perubahan perilaku konsumen yang kini lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka, di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan kekhawatiran akan inflasi.
Chief Executive Officer McDonald’s, Chris Kempczinski, menyebut kondisi pasar saat ini sebagai yang paling menantang dalam beberapa dekade terakhir. “Para konsumen saat ini sedang bergulat dengan ketidakpastian,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari The Guardian, Jumat (2/5/2025). Ia juga mengungkapkan bahwa penjualan global perusahaan mengalami penurunan sebesar 1 persen pada periode yang sama, mencerminkan dampak luas dari gejolak ekonomi tersebut.
Sebagai langkah strategis, McDonald’s meluncurkan menu hemat terbaru guna menarik konsumen yang mulai menghindari pengeluaran untuk makan di luar rumah. Namun, strategi ini belum cukup efektif dalam membendung arus penurunan kunjungan pelanggan.
Kondisi serupa juga dirasakan oleh sejumlah pelaku usaha makanan dan minuman lainnya seperti Starbucks, Domino’s Pizza, serta Chipotle Mexican Grill. Ketiganya melaporkan adanya penurunan frekuensi kunjungan pelanggan, seiring meningkatnya kecemasan masyarakat terhadap kondisi ekonomi dalam negeri.
Di sisi lain, data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan kontraksi sebesar 0,3 persen pada kuartal pertama 2025. Angka ini berbanding terbalik dengan pertumbuhan 2,4 persen yang tercatat pada kuartal sebelumnya. Ini sekaligus menjadi kontraksi pertama sejak awal tahun 2022, menandai perlambatan ekonomi yang cukup signifikan.
Tak hanya itu, indeks sentimen konsumen Amerika juga mengalami penurunan drastis sebesar 32 persen dalam rentang Januari hingga April 2025. Penurunan ini membawa indeks ke level terendah sejak resesi tahun 1990 dan dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap potensi meluasnya perang dagang global sebagai akibat dari kebijakan tarif baru yang diumumkan oleh pemerintahan Trump.
Dengan situasi yang masih penuh ketidakpastian, pelaku industri makanan cepat saji tampaknya harus bersiap menghadapi tekanan yang lebih berat di kuartal-kuartal berikutnya.[]
Putri Aulia Maharani