LONDON – Pemerintah Irlandia pada Jumat (2/5) mendesak Israel agar segera mengakhiri blokade terhadap pengiriman bantuan ke Jalur Gaza. Seruan ini disampaikan mengingat blokade tersebut telah menjadi yang terpanjang sejak konflik bersenjata kembali memanas pada Oktober 2023.
Wakil Perdana Menteri yang juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Irlandia, Simon Harris, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi kemanusiaan yang kian memburuk di wilayah tersebut.
“Sangat tidak masuk akal bahwa penderitaan saat ini terus berlanjut. Ini adalah blokade terlama bagi bantuan untuk memasuki Gaza sejak dimulainya perang,” ujar Harris dalam pernyataan resminya.
Ia menambahkan bahwa selama lebih dari delapan pekan terakhir, tidak ada satupun pasokan kemanusiaan maupun barang komersial yang diizinkan masuk ke Gaza. Akibatnya, warga sipil, khususnya anak-anak, menghadapi kelaparan ekstrem, sementara rumah sakit kehabisan pasokan obat-obatan penting, termasuk pereda nyeri dasar.
Mengutip laporan Badan Pangan Dunia (WFP), Harris menegaskan bahwa cadangan pangan di Gaza telah mencapai titik kritis. Menurutnya, bantuan penyelamat jiwa sebenarnya telah tersedia, tetapi terhambat karena truk-truk pengangkut tidak dapat melintasi perbatasan akibat penutupan oleh Israel.
“Situasi saat ini tidak dapat diterima,” tegas Harris, seraya menyatakan bahwa penghalangan terhadap bantuan kemanusiaan merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional.
Irlandia, lanjut Harris, menyerukan Israel untuk segera membuka jalur distribusi bantuan dan memastikan akses kemanusiaan tanpa hambatan. Ia juga mengajak seluruh pihak yang terlibat dalam konflik untuk kembali ke meja perundingan demi mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan semua sandera yang masih ditahan.
Sebagai tambahan, Harris juga mengingatkan komunitas internasional agar bertindak segera guna mencegah bencana kemanusiaan yang lebih besar di wilayah tersebut.
Sejak 2 Maret lalu, Israel tercatat menutup seluruh penyeberangan ke dan dari Gaza. Tindakan ini secara efektif menghentikan masuknya bantuan penting, meskipun berbagai laporan dari lembaga internasional telah memperingatkan akan risiko kelaparan massal di daerah yang dilanda perang tersebut.[]
Putri Aulia Maharani