YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada (UGM) mengambil langkah tegas dengan membatalkan kelulusan satu calon mahasiswa jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) tahun 2025. Keputusan tersebut diambil setelah ditemukan ketidaksesuaian antara data nilai yang tercatat dalam sistem nasional dengan nilai rapor sekolah yang diserahkan oleh peserta.
Informasi tersebut disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Pendidikan dan Pengajaran UGM, Dr. Sigit Priyanta. Ia menyatakan bahwa langkah pembatalan dilakukan sebagai bentuk komitmen UGM dalam menjaga integritas proses seleksi penerimaan mahasiswa baru.
“UGM melakukan verifikasi silang antara data nilai di sistem nasional dengan dokumen nilai dari sekolah. Tindakan ini merupakan bagian dari pengawasan ketat, baik untuk jalur SNBP maupun UTBK-SNBT,” ujar Dr. Sigit pada Selasa (6/5/2025).
Menurutnya, keputusan pembatalan tersebut telah disampaikan kepada Panitia Pusat Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) untuk diproses sesuai prosedur yang berlaku.
Pengumuman hasil seleksi SNBP telah dilakukan pada 18 Maret 2025. Jalur seleksi ini menekankan pada penilaian rekam jejak akademik siswa dan kinerja sekolah selama beberapa tahun terakhir. SNBP juga mengacu pada kriteria nasional serta ketentuan masing-masing perguruan tinggi negeri (PTN).
Panitia SNPMB sebelumnya telah menetapkan sejumlah sanksi bagi siswa maupun sekolah yang terbukti melakukan pelanggaran atau kecurangan. Di antaranya, siswa yang lulus namun terbukti curang akan dibatalkan status kelulusannya, sementara sekolah yang terlibat dapat dijatuhi sanksi berupa pembatalan keikutsertaan dalam SNBP tahun berikutnya.
Panitia juga membuka jalur pengaduan bagi masyarakat yang memiliki informasi terkait dugaan kecurangan dalam proses seleksi. Laporan dapat dikirimkan melalui surat elektronik ke alamat snpmb@bppp.kemdikbud.go.id atau melalui laman resmi helpdesk di https://halo-snpmb.bppp.kemdikbud.go.id.
Langkah UGM ini diharapkan menjadi contoh bagi institusi pendidikan tinggi lainnya untuk menjaga transparansi dan keadilan dalam proses seleksi masuk perguruan tinggi.[]
Putri Aulia Maharani