SEMARANG – Sebuah insiden pengerusakan rumah terjadi di Pundenrejo, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, pada Rabu (07/05/2025). Puluhan massa tak dikenal merobohkan rumah yang disebut milik petani. Dalam video yang beredar luas di media sosial, sekelompok orang terlihat mengenakan topeng hitam dan masker, dengan tindakan yang mengejutkan publik.
Video yang diunggah melalui akun Instagram @lambe*** menunjukkan adegan pengerusakan tersebut, dengan caption yang menyatakan, “Akankah negara hadir untuk warganya…50 orang merusak gitu pas ada yang itulah”. Aksi ini semakin memicu perhatian setelah tersebar luas di berbagai platform sosial.
Kuasa hukum petani Pundenrejo dari LBH Semarang, Dhika, menyatakan bahwa puluhan petani dari desa tersebut mendatangi Kantor Bupati Pati, Sudewo, untuk melaporkan peristiwa yang mereka sebut sebagai tindakan premanisme, yang diduga dilakukan oleh perusahaan perkebunan dan pengolahan tebu, PT Laju Perdana Indah. “Petani Pundenrejo telah melaporkan aksi premanisme ini ke Bupati Pati. Namun, meskipun mereka menunggu sampai sore, Bupati tidak menemui mereka,” kata Dhika pada Kamis (08/05/2025).
Dhika juga menekankan bahwa seharusnya Bupati Pati sebagai kepala daerah bertanggung jawab untuk segera melindungi warga dari tindakan semacam itu. Ia merujuk pada surat perlindungan dari Komnas HAM pada 26 April 2025, yang meminta aparat penegak hukum serta pemerintah daerah untuk menjamin keamanan petani Pundenrejo.
Meski perusakan berhasil dihentikan oleh petani, satu wanita petani dilaporkan terluka dalam kejadian tersebut dan harus dilarikan ke Puskesmas setempat. Dhika menambahkan bahwa kejadian serupa telah terjadi beberapa kali sebelumnya, dengan lima kali insiden pengerusakan rumah petani.
Masyarakat dan petani Pundenrejo kini menuntut agar pemerintah dan aparat penegak hukum segera menindak tegas aksi-aksi yang diduga dilakukan oleh PT Laju Perdana Indah, yang hingga kini belum memberikan klarifikasi terkait kejadian ini.
Kompas.com masih berusaha menghubungi pihak PT Laju Perdana Indah untuk mendapatkan konfirmasi lebih lanjut terkait insiden tersebut. []
Diyan Febriana Citra.