KUTAI KARTANEGARA – Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Aji Ali Husni, menekankan pentingnya sinergi antara berbagai elemen dalam dunia sepak bola, seperti klub, akademi, dan asosiasi daerah, untuk mewujudkan sistem pembinaan atlet muda yang lebih terarah dan berkelanjutan. Hal itu disampaikannya dalam momen penutupan turnamen sepak bola U-20 antar kecamatan se-Kukar yang digelar di Stadion Rondong Demang, Kamis (15/05/2025).
Aji Ali menyatakan bahwa pembinaan talenta muda tidak cukup hanya mengandalkan kompetisi yang digelar secara rutin. Menurutnya, meskipun turnamen seperti ini menjadi sarana penting untuk mengasah kemampuan dan menguji mental para pemain, perlu ada sistem yang lebih kuat dan terstruktur dari hulu ke hilir. Ia menilai, pembinaan yang optimal hanya bisa tercapai jika seluruh elemen yang terlibat dapat bekerja sama dalam satu kerangka visi yang sama.
“Kompetisi memang penting sebagai wadah menyalurkan bakat dan menguji kemampuan pemain muda. Tapi tidak cukup berhenti di situ. Kita perlu sistem pembinaan yang kuat dari hulu ke hilir, mulai dari klub, akademi, hingga asosiasi. Sinergi di antara ketiganya sangat penting,” ujar Aji Ali.
Selain itu, ia turut menyoroti aspek kualitas pelatih dan ketersediaan infrastruktur yang memadai sebagai bagian dari proses pembinaan. Menurutnya, untuk menghasilkan atlet yang berdaya saing tinggi, dibutuhkan pendekatan berbasis ilmu pengetahuan olahraga modern. Oleh karena itu, penggunaan teknologi seperti video analisis pertandingan, alat ukur kebugaran atlet, dan sistem pemantauan performa menjadi penting diterapkan secara bertahap di daerah.
“Kalau kita ingin punya pemain yang bisa bersaing di level nasional bahkan internasional, Kukar harus berani berinovasi. Teknologi olahraga bisa membantu pelatih dan pemain memahami kekurangan dan potensi masing-masing,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Aji Ali juga mengajak semua pihak di luar ekosistem olahraga formal untuk ikut berperan. Menurutnya, sektor pendidikan, dunia usaha, hingga media massa memiliki kontribusi penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan atlet usia dini secara holistik.
“Kita tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Dunia olahraga, termasuk sepak bola, butuh dukungan semua pihak. Sekolah, orang tua, dunia usaha, dan pemerintah harus kompak mendorong generasi muda untuk berkembang,” tegasnya.
Penutupan kompetisi ini menjadi momentum evaluasi terhadap sejauh mana pembinaan sepak bola usia muda di Kukar berjalan efektif. Diharapkan, pelaksanaan kompetisi serupa ke depan tidak hanya menjadi ajang pertandingan semata, melainkan juga ruang pembelajaran dan pengembangan karakter bagi para pemain muda. Dispora Kukar menyatakan optimisme bahwa melalui pembinaan yang terarah, sinergi lintas sektor, serta penerapan pendekatan modern, Kutai Kartanegara dapat menjadi daerah penghasil talenta sepak bola yang berkontribusi besar bagi kemajuan olahraga nasional.
Penulis : Anggi Triomi