Megathrust ‘Meledak’: Tsunami Gulung Banten-Lampung dalam Hitungan Menit

Megathrust ‘Meledak’: Tsunami Gulung Banten-Lampung dalam Hitungan Menit

JAKARTA – Indonesia yang berada di jalur cincin api Pasifik (Ring of Fire) memiliki risiko tinggi terhadap gempa bumi, khususnya jenis gempa besar yang dikenal sebagai Megathrust. Hingga saat ini, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mencatat setidaknya terdapat 12 segmen Megathrust yang tersebar di wilayah Indonesia.

Salah satu segmen yang paling mengkhawatirkan berada di selatan Pulau Jawa, termasuk wilayah Jawa Barat hingga Selat Sunda, serta di wilayah Sumatra yang mencakup segmen Enggano. Segmen-segmen ini berpotensi besar menimbulkan gempa bermagnitudo tinggi dan memicu tsunami yang meluas hingga ke berbagai wilayah pesisir.

Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanifa, menjelaskan bahwa zona subduksi di selatan Jawa menyimpan energi tektonik yang terus meningkat seiring waktu. Ketika energi ini dilepaskan secara tiba-tiba melalui pergerakan lempeng bumi, bisa terjadi gempa dengan magnitudo hingga 8,7.

“Semakin lama energi ini tertahan, potensi pelepasan energinya juga akan semakin besar. Jika terjadi pergerakan mendadak, akan muncul guncangan hebat yang memicu tsunami besar,” ujarnya kepada CNBC Indonesia, Minggu (16/2/2025).

Menurut Rahma, jika segmen Megathrust di wilayah Pangandaran pecah, gelombang tsunami yang terjadi dapat mencapai ketinggian 20 meter. Gelombang ini diperkirakan akan menjalar ke seluruh wilayah Selat Sunda dan menerjang kawasan pesisir di Banten dan Lampung.

Untuk wilayah Banten, tinggi tsunami diperkirakan bervariasi antara 4 hingga 8 meter. Sementara itu, pesisir Lampung yang langsung menghadap Selat Sunda disebut akan terdampak seluruhnya.

“Semua pesisir Banten itu akan terdampak, tapi dengan tinggi tsunami yang berbeda-beda,” ujarnya.

Jakarta pun tidak luput dari potensi dampak. Rahma memprediksi, wilayah pesisir utara Jakarta akan terdampak tsunami dengan ketinggian antara 1 hingga 1,8 meter. Gelombang ini diperkirakan tiba di Jakarta dalam waktu sekitar 2,5 jam setelah gempa terjadi.

“Kalau di bagian selatan Jawa, tsunami bisa sampai dalam 40 menit. Di Lebak, bahkan hanya 18 menit. Untuk Jakarta Utara, waktu kedatangan tsunami sekitar 2,5 jam,” terangnya.

BRIN mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko bencana Megathrust. Potensi dampak dari gempa ini sangat besar, tidak hanya berupa korban jiwa dan kerusakan infrastruktur, tetapi juga kerugian sosial-ekonomi dan gangguan terhadap layanan dasar.

Dengan ancaman ini, edukasi kebencanaan dan kesiapsiagaan menjadi hal yang krusial, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir dan rawan terdampak.[]

Putri Aulia Maharani

Nasional