Bamsoet: Stabilitas Politik Kunci Daya Tarik Investasi

Bamsoet: Stabilitas Politik Kunci Daya Tarik Investasi

JAKARTA – Ketidakpastian ekonomi global yang dipicu oleh tensi geopolitik dan fluktuasi pasar terus menjadi tantangan bagi banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. Di tengah kondisi tersebut, kepastian hukum dan stabilitas politik dinilai menjadi dua fondasi utama untuk mempertahankan kepercayaan investor, baik domestik maupun asing.

Hal ini ditegaskan oleh Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Politik dan Keamanan KADIN Indonesia, sekaligus anggota DPR RI, Bambang Soesatyo. Ia menyampaikan pernyataan ini saat memimpin Rapat Pleno KADIN Indonesia bidang politik dan keamanan di Jakarta, Senin (16/06/2025).

Bambang, yang akrab disapa Bamsoet, menyoroti bahwa keluarnya dana asing dari pasar modal Indonesia sebesar Rp 28,6 triliun pada kuartal pertama 2025 menjadi sinyal penting yang tidak boleh diabaikan. Koreksi tajam IHSG sebesar lebih dari 7 persen pada 19 Maret 2025 juga mencerminkan respons investor atas meningkatnya risiko kebijakan dan instabilitas global.

“Stabilitas politik dan kepastian hukum adalah syarat utama dalam membangun iklim usaha dan investasi yang sehat di Indonesia,” ujar Bamsoet dalam keterangannya pada Selasa (17/06/2025).

“Ketidakstabilan dapat memicu ketidakpastian yang merugikan, sedangkan stabilitas menawarkan kepastian yang diperlukan bagi investor untuk menjalankan usahanya,” tambahnya.

Bamsoet menyinggung turunnya indeks kepercayaan investor asing yang dirilis LPEM UI dari 105,2 pada Desember 2024 menjadi 92,1 pada Maret 2025. Selain mencerminkan dampak transisi pemerintahan, penurunan ini menjadi indikator bahwa stabilitas politik masih menjadi tolok ukur utama dalam kelayakan investasi jangka panjang.

Meski demikian, Bamsoet tetap optimistis. Ia menyebut bahwa Presiden terpilih Prabowo Subianto memiliki kapasitas untuk memulihkan kepercayaan investor melalui 11 program prioritas nasional seperti Makan Bergizi Gratis, pembangunan 3 juta rumah, serta penguatan koperasi desa dan lumbung pangan.

“Indonesia memiliki kapasitas struktural untuk bangkit, selama stabilitas politik dapat terjaga secara konsisten,” tegasnya.

Bamsoet juga menyoroti capaian positif pada 2024, di mana realisasi investasi mencapai Rp 1.714 triliun, tumbuh 20,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Menurutnya, angka ini menunjukkan bahwa investor masih menaruh kepercayaan terhadap fondasi ekonomi Indonesia, sepanjang arah kebijakan ekonomi bisa dijaga konsistensinya.

Sebagai penutup, ia menyerukan agar seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah, parlemen, hingga pelaku usaha membentuk tata kelola politik yang komunikatif dan responsif. Kepastian regulasi dan jaminan atas prinsip demokrasi bukan hanya pelengkap, melainkan syarat mutlak agar Indonesia tetap menjadi tujuan investasi utama di kawasan.

“Stabilitas politik dan kepastian hukum menjadi mata rantai antara keberanian investor mengambil risiko dan keyakinan mereka terhadap masa depan Indonesia,” tutup Bamsoet. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Nasional