JAKARTA — Ketegangan geopolitik yang melibatkan Iran dan Israel mendapat sorotan dari pemerintah Indonesia, khususnya terkait dampaknya terhadap perekonomian nasional. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa konflik bersenjata di kawasan Timur Tengah, terutama yang melibatkan negara-negara penghasil minyak, berpotensi besar menimbulkan tekanan terhadap kondisi ekonomi Tanah Air.
“Setiap konflik bersenjata, apalagi yang melibatkan negara penghasil minyak, pasti menjatuhkan risiko ekonomi bagi Indonesia,” tegas Sri Mulyani dalam pernyataannya baru-baru ini.
Salah satu sektor yang paling rentan terdampak adalah energi. Meski situasi geopolitik di Timur Tengah semakin memanas, PT Pertamina menyatakan bahwa pasokan minyak di dalam negeri hingga saat ini masih dalam kondisi aman. Namun, langkah antisipatif tetap disiapkan apabila konflik terus bereskalasi.
“Skema re-route atau pengambilan jalur alternatif akan ditempuh jika perang dinilai berisiko terhadap rantai pasok energi,” ungkap pihak Pertamina dalam keterangannya.
Ketegangan yang terjadi di kawasan yang menjadi salah satu titik strategis distribusi minyak dunia ini memang sangat mungkin mengganggu stabilitas harga energi global. Indonesia, sebagai negara pengimpor minyak, bisa terkena imbas dari lonjakan harga minyak mentah dunia yang dipicu oleh instabilitas tersebut.
Dampak langsung yang mungkin dirasakan masyarakat antara lain berupa potensi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), yang dapat memicu inflasi dan mempersempit ruang fiskal pemerintah.
Kompas Bisnis mengulas lebih jauh soal potensi kerugian ekonomi Indonesia akibat perang tersebut bersama Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede. Ia menyebut bahwa gejolak harga minyak dunia akan sangat menentukan arah kebijakan energi dan fiskal dalam beberapa waktu ke depan.
Meski belum ada lonjakan harga yang signifikan hingga saat ini, antisipasi dini menjadi kunci. Pemerintah dan pelaku usaha diharapkan terus memantau dinamika global serta memperkuat koordinasi guna menjaga ketahanan ekonomi nasional di tengah situasi yang penuh ketidakpastian ini.[]
Putri Aulia Maharani