Sembako Bersubsidi di RPTRA Pererat Solidaritas Warga

Sembako Bersubsidi di RPTRA Pererat Solidaritas Warga

JAKARTA TIMUR – Sejak pagi buta, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Garuda di Cilangkap dipenuhi antusiasme masyarakat setempat. Warga, didominasi para ibu, rela antre sejak pukul 07.00 WIB demi menebus paket sembako bersubsidi dari Perumda Pasar Jaya pada Kamis (19/06/2025). Kegiatan ini bukan sekadar distribusi bahan pokok, melainkan memenuhi kebutuhan sekaligus menjadi arena saling membangun solidaritas antarsesama warga.

Program ini dibuka khusus untuk para penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus dan Kartu Pangan Bersubsidi. Sebelumnya, calon penerima harus melakukan registrasi daring atau langsung di lokasi kemudian menerima nomor antrean. Tak lupa, mereka menunjukan identitas seperti KTP, Kartu Keluarga, KJP, dan/atau Kartu Pangan Subsidi guna menghindari penyalahgunaan bantuan.

Setelah proses verifikasi, warga membayar sembako menggunakan saldo KJP atau Kartu Pangan Bersubsidi. Paket untuk penerima KJP seharga Rp 126.000 mencakup 5 kg beras, 24 kotak susu UHT 200 ml, 1 ekor ayam, 15 butir telur, 1 kg daging, dan 1 kg ikan. Sebaliknya, paket untuk penerima non-KJP seharga Rp 96.000 berisi semua kecuali susu.

Antrean di RPTRA berjalan tertib meskipun petugas sedikit. Dua petugas mendistribusikan barang-barang sembako dasar beras, susu, dan telur sementara mereka yang bertugas di stan daging, ikan, dan ayam bekerja maksimal sendirian. Meski demikian, suasana tidak terjadi penumpukan warga tetap sabar menunggu giliran.

“Untuk nomor antrean itu angkanya setiap bulan enggak tetap, jadi tergantung dari Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP). Rata-rata kisaran 400–600 per hari angka yang flat setiap bulan,” ungkap Gia, penanggung jawab pendistribusian di RPTRA Garuda.

Gia menjelaskan, warga penerima KJP bisa mengakses enam jenis bahan pangan murah ayam, telur, beras, daging, ikan, dan susu. Sementara kelompok lansia, pekerja, pegawai harian lepas (PJLP), dan penyandang disabilitas memperoleh lima jenis, tanpa susu.

Di stan pilihan, warga memiliki kebebasan menentukan apakah ingin membeli daging, ikan, ayam, atau semua sekaligus:

“Tergantung orangnya, kita setiap gesek (KJP atau Kartu Pangan Bersubsidi) itu kita bertanya, contohnya yang kurang peminat itu ikan ya, jadi mereka ambil daging serta ayam tanpa ikan,” jelas Gia.

Bagi warga Cilangkap, momen mengambil sembako juga menjadi kesempatan saling bertemu, berbagi cerita, dan memperkuat relasi komunitas. Bukan saja soal membeli kebutuhan rutin, tetapi bagaimana program ini membantu mengurangi beban ekonomi sekaligus mempererat persatuan warga.

Program sembako bersubsidi telah dijalankan secara masif oleh Pemerintah Provinsi DKI melalui Pasar Jaya, sebagai bantalan sosial bagi keluarga berpenghasilan rendah. Program ini juga memberi banyak dampak tidak langsung peningkatan akses nutrisi, menurunkan tekanan inflasi rumah tangga, dan meningkatkan kesejahteraan emosional melalui interaksi sosial yang kohesif. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Nasional