TEL AVIV – Serangan udara kembali mengguncang Israel pada Kamis (19/6/2025) pagi, ketika beberapa rudal yang diluncurkan dari Iran menghantam wilayah berpenduduk, termasuk sebuah rumah sakit di kawasan selatan negara tersebut.
Mengutip laporan Reuters, ledakan terdengar di sejumlah wilayah, dengan jejak rudal dan upaya intersepsi tampak jelas di langit Tel Aviv. Sistem pertahanan udara Israel berusaha mencegat proyektil-proyektil yang masuk, tetapi beberapa rudal dilaporkan berhasil menembus pertahanan dan menghantam langsung area permukiman.
Salah satu wilayah yang mengalami kerusakan signifikan adalah Holon, sebuah kota yang terletak di bagian selatan Tel Aviv. Foto udara menunjukkan bangunan yang hancur serta puing-puing berserakan akibat dampak ledakan rudal. “Kerusakan terjadi secara luas,” demikian dilaporkan Reuters, mengutip saksi mata dan petugas di lapangan.
Laporan media lokal mengonfirmasi bahwa sedikitnya satu orang mengalami luka berat, sementara hampir dua lusin lainnya terluka ringan akibat serangan tersebut. Informasi ini diperoleh dari layanan ambulans nasional Israel, Magen David Adom.
Serangan ini disebut sebagai eskalasi besar dalam ketegangan yang selama bertahun-tahun hanya berada di level konflik bayangan dan proksi antara Iran dan Israel. Ini adalah pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir, rudal-rudal dalam jumlah besar yang diluncurkan langsung dari wilayah Iran mampu menjangkau dan merusak sasaran di Israel, serta menimbulkan korban jiwa dan luka-luka di kawasan sipil.
Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan setelah insiden tersebut, Iran mengklaim bahwa mereka berhasil menembak jatuh sejumlah pesawat tempur milik Israel. Namun, pihak militer Israel membantah klaim tersebut dan menegaskan bahwa tidak ada pesawat maupun awak yang mengalami kerusakan atau cedera selama misi udara yang diklaim menempuh jarak lebih dari 3.000 kilometer pulang-pergi.
Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai langkah balasan lanjutan dari pihak Israel terhadap serangan terbaru tersebut. Namun, eskalasi ini dikhawatirkan akan semakin memperkeruh situasi keamanan di kawasan Timur Tengah.[]
Putri Aulia Maharani