JAKARTA – Setelah sempat mengalami lonjakan pembelian yang luar biasa dua bulan lalu, tren pembelian emas kini menunjukkan tanda-tanda normalisasi. Para pedagang logam mulia di kawasan Gold Center, Cikini, Jakarta Pusat, mengungkapkan bahwa antusiasme masyarakat terhadap emas mulai mereda, meskipun masih tetap ada permintaan.
“Masih banyak yang beli, tapi tidak seheboh sebelumnya. Justru saat harga emas tinggi, pembeli datang berbondong-bondong. Sekarang, ketika harga mulai turun, pembelian jadi lebih biasa saja,” ujar Isma, seorang pedagang emas, saat ditemui pada Jumat (20/6/2025).
Ia menjelaskan bahwa saat harga emas melonjak, konsumen cenderung membeli dalam jumlah besar. “Biasanya orang beli 5 gram, tapi waktu ramai kemarin ada yang beli sampai 10, 25, bahkan 100 gram,” katanya.
Senada dengan Isma, Nendia, pedagang lain di lokasi yang sama, mengakui adanya pelambatan aktivitas jual beli emas. Namun, menurutnya, jika dibandingkan dengan tahun lalu, minat terhadap emas secara umum tetap tinggi. “Meskipun tidak seperti setelah Lebaran kemarin, minat beli masih kuat,” ujarnya.
Di sisi lain, fenomena penjualan kembali atau buyback emas juga meningkat. Beberapa masyarakat memilih melepas simpanan emasnya karena tergiur harga yang tinggi, dengan harapan mendapatkan keuntungan dari investasi jangka panjang.
“Saya simpan sejak 2017, awalnya untuk tabungan. Tapi karena harga sekarang tinggi, saya putuskan jual,” ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Menariknya, dalam kondisi pasar yang fluktuatif, masyarakat kini mulai melirik perak sebagai alternatif investasi. Nendia menyebutkan bahwa permintaan terhadap perak meningkat signifikan sejak awal tahun ini.
“Banyak yang mulai beralih ke perak karena harganya jauh lebih terjangkau dibanding emas, dan sekarang pun mulai naik. Bahkan, ada yang harus inden karena stok cepat habis,” jelasnya.
Dengan tren ini, perak tampaknya menjadi pilihan baru bagi masyarakat yang ingin tetap berinvestasi di logam mulia di tengah ketidakpastian harga emas.[]
Putri Aulia Maharani