BANYUWANGI – Gunung Raung kembali menarik perhatian dengan peningkatan aktivitas vulkanik. Kamera inframerah di sekitar gunung merekam kolom api yang membesar hingga dua kali lipat dari sebelumnya. Peningkatan pijar tersebut menjadi alarm bagi tim pengamatan untuk segera menindaklanjuti potensi erupsi dan memitigasi ancaman terhadap warga.
Agung Tri Subekti, Ketua Pos Pemantau Gunung Api Raung, menegaskan bahwa kolom api yang lebih terang ini mengindikasikan peningkatan energi dalam magma. Pada Sabtu (21/06/2025), saat perjalanan menuju Sumberwringin, Bondowoso, Agung menjelaskan pentingnya data lapangan untuk menentukan apakah kolom api berasal dari lava pijar atau sekadar gas panas.
“Kolom yang tampak lebih besar itu juga mengindikasikan pijar apinya semakin besar. Pagi ini tim pengawas berangkat ke Sumberwringin Bondowoso dan diperkirakan hasilnya akan keluar esok hari,” ujarnya.
Para ahli kini memanfaatkan teknologi drone untuk mengidentifikasi sumber cahaya. Agung menegaskan, jika lampu inframerah tersebut terkait lava pijar, itu berarti magma hampir mencapai permukaan dan berpotensi memicu erupsi eksplosif.
PVMBG telah menetapkan status Gunung Raung pada level II Waspada, dan secara konsisten mengubahnya sejak Desember 2023, saat gelombang gas dan gempa tumbukan terpantau menanjak. Rekomendasi resmi menetapkan radius aman 3 km dari kawah untuk semua aktivitas, termasuk pendakian dan tinggal, sebagai tindakan pencegahan.
Selain pengamatan visual dan inframerah, instrumen PVMBG mencatat gempa tremor menerus dan gempa embusan yang relatif tinggi. Ini mendasari imbauan ketat agar masyarakat tidak mendekati kawah, dan pendakian sementara distop untuk mencegah risiko wedus gembel atau awan panas.
Agung pun mengingatkan masyarakat sekitar kepedulian pola hidup dan tingkat kesiapsiagaan. “Masyarakat tidak melakukan aktivitas pendakian,” katanya, mengingatkan bahwa meski level waspada, potensi kejadian tak terduga tetap tinggi.
Erupsi dengan lava pijar bisa membawa dampak serius aliran lava dapat memicu kebakaran hutan, lahan pertanian, dan permukiman. Ledakan berikutnya juga bisa memuntahkan awan panas dan gas beracun, mengancam keselamatan jiwa.
Seiring peningkatan tersebut, BPBD bersama PVMBG dan instansi terkait telah memperkuat pos pemantauan serta pemasangan papan larangan di jalur pendakian seperti Sumberwringin dan Kalibaru. Meski demikian, media melaporkan sejumlah pendaki nekat masuk ke area zona pencegahan sekitar puncak, menjadi sorotan menurut petugas Pos Pengamatan (PGA). Kat dan wisatawan dihimbau agar selalu mengikuti informasi resmi PVMBG dan BPBD, serta menjaga ketenangan. Data historis sejak 2020 menunjukkan potensi erupsi berskala sedang, seperti letusan abu hingga aliran lava []
Diyan Febriana Citra.