PENAJAM PASER UTARA – Hujan deras yang mengguyur wilayah Desa Argomulyo, Kecamatan Sepaku, sejak Senin sore (23/06/2025), kembali menyebabkan banjir di lingkungan RT 02. Meski air belum sampai masuk ke rumah warga, ketinggian yang mencapai sekitar satu meter di halaman rumah cukup membuat penduduk waspada.
Ketua RT 02, Sumirah, menyatakan bahwa banjir mulai terjadi sekitar pukul 17.30 WITA. “Air mulai naik sekitar pukul setengah enam sore. Untungnya belum sampai masuk rumah, hanya kurang beberapa senti saja. Ketinggiannya sekitar satu meter di halaman,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa kejadian banjir semacam ini semakin sering terjadi dalam beberapa bulan terakhir, terutama sejak memasuki awal tahun. Lebih lanjut, Sumirah menyoroti perubahan pola banjir di kawasan tersebut. Jika sebelumnya air datang dan surut dengan cepat, kini banjir cenderung datang perlahan namun bertahan lebih lama.
“Biasanya hujan sebentar saja, air langsung datang dan langsung surut. Sekarang, naiknya lambat tapi surutnya juga lama. Ini mulai terasa sejak awal tahun,” tuturnya.
Salah satu dugaan penyebab semakin buruknya kondisi banjir di lingkungan tersebut adalah pembangunan sejumlah jembatan cor permanen yang membentang di atas sungai kecil di sekitar permukiman. Sumirah menyebutkan bahwa beberapa jembatan tersebut dibangun oleh pihak perusahaan di wilayah mereka.
“Sekarang ini banyak jembatan dibangun permanen dengan cor. Contohnya di depan Balai Dusun dan rumah Pak Dusun. Sejak itu, air mengalirnya makin lambat,” katanya.
Sumirah mengaku telah memperingatkan pihak perusahaan tentang potensi dampak pembangunan tersebut. Namun, tanggapan yang diterima justru mengecewakan.
“Saya bilang ke mereka, kalau jembatannya sempit begini, nanti bisa berdampak ke tempat saya. Tapi mereka jawab cuma pekerja,” imbuhnya.
Warga RT 02 sudah berulang kali menyampaikan permintaan agar dilakukan normalisasi sungai untuk melancarkan aliran air. Namun, menurut Sumirah, hingga kini belum ada tindak lanjut dari pihak desa maupun pemerintah kecamatan.
“Saya sudah usulkan normalisasi ke Pak Kades dan dalam RPJM juga saya sampaikan, tapi belum ada tindak lanjut. Padahal, Mei lalu banjir sampai masuk ke dalam rumah warga, tingginya hampir selutut. Itu rumah panggung, kalau di tanah bisa lebih tinggi lagi,” ujarnya.
Total ada enam bangunan terdampak banjir di RT 02, termasuk satu masjid dan beberapa rumah warga yang airnya sempat masuk hingga ke dapur saat kejadian bulan lalu.
Dengan ancaman banjir yang terus berulang, warga mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah nyata. “Yang paling kami butuhkan sekarang solusi cepat. Minimal normalisasi sungai, biar aliran air kembali lancar dan tidak menggenang lama seperti ini,” pungkas Sumirah. []
Diyan Febriana Citra.