NEW YORK CITY – Pengumuman mengejutkan mengenai gencatan senjata antara Iran dan Israel yang disampaikan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Senin (24/6) waktu setempat, disambut dengan kebingungan dan skeptisisme oleh sejumlah pihak, termasuk pejabat senior Iran. Hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari kedua negara yang terlibat langsung dalam konflik tersebut.
Dalam pernyataan kepada CNN, seorang pejabat tinggi Iran menyatakan bahwa Teheran tidak menerima pemberitahuan formal dari pihak Amerika Serikat mengenai adanya kesepakatan damai. Ia menegaskan bahwa Iran tidak melihat alasan untuk menghentikan konfrontasi dengan Israel atau Amerika Serikat.
“Musuh sedang melancarkan agresi terhadap Iran. Kami berada di ambang memperluas serangan balasan dan tidak akan terpengaruh oleh kebohongan pihak lawan,” kata pejabat tersebut sebagaimana dikutip CNN.
Ia juga menyebut bahwa pernyataan para pemimpin Amerika dan Israel dinilai sebagai upaya manipulatif yang bertujuan untuk melegitimasi serangan tambahan terhadap Iran. Ketidaksesuaian narasi ini memunculkan pertanyaan mengenai validitas, mekanisme implementasi, dan kemungkinan berjalannya kesepakatan gencatan senjata secara efektif.
Sementara itu, baik pemerintah Israel maupun Iran belum mengeluarkan pernyataan publik terkait adanya perjanjian damai. Pihak Gedung Putih dan Departemen Pertahanan AS (Pentagon) juga belum memberikan klarifikasi resmi, menambah ketidakjelasan tentang apakah komunikasi diplomatik terkait kesepakatan tersebut benar-benar telah terjadi.
Dalam unggahan melalui platform media sosial miliknya, Truth Social, Trump mengklaim bahwa kedua negara telah sepakat untuk menghentikan pertempuran. Ia menyebut kesepakatan itu sebagai penutup dari “Perang 12 Hari”, yang menurutnya akan menjadi titik balik bagi perdamaian di Timur Tengah.
“Gencatan senjata akan dimulai enam jam setelah pengumuman ini. Iran akan menghentikan serangan terlebih dahulu, disusul Israel 12 jam kemudian. Dalam 24 jam ke depan, kita akan menyatakan bahwa perang telah berakhir,” tulis Trump.
Lebih lanjut, ia menyatakan optimisme bahwa proses tersebut akan berjalan lancar, dan menyampaikan apresiasi kepada kedua negara atas “stamina, keberanian, dan kecerdasan” mereka dalam menyudahi konflik. Ia menutup pernyataannya dengan seruan perdamaian global: “Tuhan memberkati Israel, Tuhan memberkati Iran, Tuhan memberkati Timur Tengah, Tuhan memberkati Amerika Serikat, dan Tuhan memberkati dunia!”
Namun demikian, pengumuman tersebut masih dipenuhi tanda tanya, mengingat belum adanya verifikasi dari pihak-pihak yang bersangkutan. Situasi ini menunjukkan bahwa walaupun ada harapan untuk deeskalasi, jalur diplomatik yang jelas dan komitmen nyata dari para pihak masih sangat dibutuhkan untuk menciptakan perdamaian yang berkelanjutan di kawasan.[]
Putri Aulia Maharani