Audit Tambang IRMA: Skor Tertinggi Diperoleh Melalui Proses Lama

Audit Tambang IRMA: Skor Tertinggi Diperoleh Melalui Proses Lama

JAKARTA – Inisiatif pertambangan yang bertanggung jawab terus digalakkan di Indonesia melalui kolaborasi antara pelaku industri dan lembaga internasional. Initiative for Responsible Mining Assurance (IRMA), sebuah lembaga independen yang menetapkan standar global dalam praktik pertambangan, kini tengah mengaudit sejumlah perusahaan tambang nikel di Tanah Air.

Koordinator Penjangkauan Komunitas IRMA di Indonesia, Andre Barahamin, menjelaskan bahwa proses audit yang dilakukan lembaganya menuntut waktu dan komitmen jangka panjang. Menurutnya, hasil penilaian tidak dapat diraih dalam waktu singkat karena mencerminkan perjalanan panjang menuju perbaikan tata kelola.

“Skor audit IRMA bisa berubah mengikuti peningkatan tata kelola perusahaan. Meski nilai audit belum mencapai 50, kami tetap menghargai upaya dan transparansi perusahaan,” ujar Andre dalam acara Economic Update 2025 yang digelar CNBC Indonesia.

Audit IRMA menggunakan pendekatan multidimensi melalui empat pilar penilaian yang terbagi ke dalam 26 bab dan lebih dari 400 indikator. Aspek-aspek tersebut mencakup hak asasi manusia, kualitas udara dan air, keselamatan kerja, keamanan finansial, serta kontribusi sosial perusahaan kepada masyarakat sekitar.

Salah satu perusahaan yang telah menyelesaikan audit lapangan adalah PT Trimegah Bangun Persada Tbk (Harita Nickel), yang beroperasi di Desa Kawasi, Pulau Obi, Halmahera Selatan. Menurut Direktur HSE Harita Nickel, Tonny H. Gultom, audit IRMA merupakan proses yang ketat dan transparan, terutama dalam menilai dampak nyata terhadap masyarakat lokal.

“Standar global kini mengharuskan perusahaan tambang memenuhi prinsip keberlanjutan dan keterlacakan rantai pasok. Eropa, misalnya, menghendaki bukti keterlibatan perusahaan dalam audit semacam ini,” jelas Tonny.

Sementara itu, PT Vale Indonesia Tbk (PTVI) juga tengah menjalani audit IRMA di wilayah operasinya di Sorowako, Sulawesi Selatan. Chief of Sustainability and Corporate Affairs Officer PTVI, Bernardus Irmanto, menekankan bahwa langkah ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk meningkatkan akuntabilitas dan membangun dialog bermakna dengan para pemangku kepentingan.

Audit IRMA di Indonesia merupakan bagian dari proses global yang telah dilakukan di 101 tambang di 36 negara. Melalui audit ini, perusahaan tambang diharapkan dapat memperkuat kepercayaan publik dan meneguhkan praktik pertambangan yang lebih bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.[]

Putri Aulia Maharani

Nasional