Paska Insiden TNI, Warga Desak Penertiban Terminal

Paska Insiden TNI, Warga Desak Penertiban Terminal

MALANG – Insiden pengeroyokan terhadap seorang anggota TNI AL di Terminal Arjosari, Kota Malang, bukan hanya memantik reaksi aparat keamanan, tetapi juga memicu respons tegas dari masyarakat setempat. Warga Kelurahan Arjosari secara kolektif menyuarakan penolakan terhadap segala bentuk premanisme dan pungutan liar yang kerap terjadi di area terminal.

Pada Selasa (01/07/2025), ratusan warga menggelar aksi damai dengan cara berjalan kaki menuju Terminal Arjosari sambil membentangkan spanduk yang memuat berbagai tuntutan. Aksi ini bukan sekadar ekspresi emosional sesaat, tetapi merupakan upaya bersama untuk menata ulang wajah terminal sebagai ruang publik yang aman dan bersih dari praktik intimidasi.

Koordinasi dilakukan warga dengan pengelola terminal agar spanduk-spanduk tersebut bisa dipasang di beberapa titik strategis terminal. Hal ini disambut baik oleh pihak Terminal Arjosari.

Kepala Terminal Arjosari, Mega Perwira Donowati, menyampaikan bahwa pihaknya telah menjalin kesepakatan bersama warga. “Salah satu poinnya, yaitu warga dan Terminal Arjosari sepakat menolak adanya aksi premanisme. Jadi, kami meminta support system dari warga dan jika ada laporan atau keluhan maka akan langsung ditindaklanjuti,” ungkap Mega.

Sebagai langkah konkret, pihak terminal mulai melakukan pendataan ulang terhadap para mandor dan juru panggil penumpang (jupang). Mega menegaskan, “Apabila didapati ada mandor dan jupang tidak resmi, maka akan kami usir keluar dan tidak diizinkan berada di dalam terminal.”

Selain itu, pihaknya akan melakukan inspeksi rutin guna mencegah munculnya kembali praktik-praktik ilegal. Mega juga mengimbau para mandor dan jupang untuk mengenakan atribut resmi agar bisa dibedakan dari pelaku liar.

“Kami meminta kepada jupang dan mandor, untuk mengenakan rompi yang dilengkapi identitas masing-masing perusahaannya,” jelasnya.

Di sisi lain, penanganan kasus pengeroyokan terus berlangsung. Hingga kini, tiga orang pelaku berinisial MA, DS, dan MNH telah berhasil diamankan. Pihak berwenang masih memburu tiga pelaku lainnya, termasuk seorang mandor yang dikenal dengan nama Takim.

“Kasus ini ditangani bersama oleh Kepolisian dan POMAL. Tiga orang sudah diamankan, sementara yang lain masih dalam pengejaran,” ujar Mega.

Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, menegaskan bahwa TNI akan mendukung penuh pengusutan kasus ini. “TNI akan membantu penuh pihak kepolisian dalam memburu dan menangkap para pelaku,” ucapnya.

Kristomei menambahkan bahwa identitas para pelaku telah dikantongi dan pihaknya berkomitmen untuk memberantas premanisme yang meresahkan masyarakat.

“Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dan memberantas segala bentuk premanisme yang meresahkan,” tutupnya.

Aksi warga ini menjadi simbol kuat bahwa keamanan terminal bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan juga masyarakat. Sinergi antara warga dan aparat menjadi kunci dalam menciptakan ruang publik yang aman dan tertib. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews