Kapal Tim Sepak Bola Tenggelam di Batam, Tujuh Penumpang Hilang

Kapal Tim Sepak Bola Tenggelam di Batam, Tujuh Penumpang Hilang

BATAM – Sebuah kapal yang membawa rombongan tim sepak bola dilaporkan tenggelam di perairan Selat Nenek, wilayah perairan Kota Batam, Kepulauan Riau, pada Rabu (25/6) sore. Peristiwa ini terjadi saat tim tersebut dalam perjalanan dari Pulau Nenek menuju Pulau Sekotok untuk mengikuti pertandingan.

Kapal jenis long boat yang ditumpangi 11 orang tersebut dihantam gelombang besar di tengah pelayaran. Akibatnya, kapal terbalik dan seluruh penumpangnya tercebur ke laut. Hingga saat ini, baru empat orang yang berhasil ditemukan dalam kondisi selamat. Sementara tujuh orang lainnya masih dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian oleh tim penyelamat.

Kepala Kantor Basarnas Tanjungpinang, Fazzli, menjelaskan bahwa pihaknya masih terus melakukan upaya pencarian. “Saat ini tim Basarnas masih melakukan pencarian secara visual di atas permukaan air, di titik diduga long boat tersebut tenggelam,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com.

Dalam upaya pencarian lanjutan, Basarnas akan mengerahkan tambahan peralatan penyelamatan laut pada Kamis (26/6) pagi. Tim SAR dari Pos Batam juga telah bergerak menuju lokasi kejadian dengan menggunakan Rescue Car Type II, serta membawa perahu karet (rubber boat) untuk menjangkau area perairan yang sulit diakses.

Lokasi pencarian ditentukan berdasarkan koordinat 00° 54′ 38″ LU dan 104° 01′ 47″ BT, dengan arah radial 154,5° dan jarak 26 kilometer dari Pos SAR. Pencarian dilakukan secara intensif dengan harapan dapat menemukan korban yang masih hilang secepat mungkin.

“Rencana besok pagi akan kami kirimkan tambahan alat laut rescue boat ke lokasi untuk melakukan pencarian,” lanjut Fazzli.

Hingga berita ini disusun, operasi penyelamatan masih terus berlangsung dan pihak berwenang belum memberikan informasi lebih lanjut terkait identitas para korban.

Peristiwa ini menambah daftar panjang kecelakaan laut di wilayah perairan Indonesia, yang kerap kali terjadi akibat kondisi cuaca ekstrem dan minimnya standar keselamatan transportasi laut bagi masyarakat yang menggunakan kapal kecil sebagai sarana transportasi antar-pulau.[]

Putri Aulia Maharani

Berita Daerah