SERANG – Guncangan gempa kembali dirasakan di wilayah selatan Provinsi Banten, tepatnya di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Rabu pagi (09/07/2025). Gempa bermagnitudo 5,4 tersebut terjadi pada pukul 06.50 WIB dan berasal dari laut, dengan pusat guncangan berada 95 kilometer di barat laut Kecamatan Sumur.
Meski tidak menimbulkan ancaman tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi gempa susulan.
“Tidak berpotensi tsunami,” tulis BMKG melalui akun resminya @infoBMKG di platform X.
BMKG juga menjelaskan bahwa gempa tersebut memiliki kedalaman 24 kilometer dan berpusat di koordinat 6,52 derajat Lintang Selatan serta 104,73 derajat Bujur Timur. Guncangan ini terasa di sejumlah wilayah pesisir Banten dan sekitarnya, meski belum ada laporan resmi terkait dampak kerusakan infrastruktur maupun korban jiwa.
Wilayah Sumur dan sekitarnya memang dikenal sebagai kawasan rawan gempa bumi. Letaknya yang berada di dekat zona subduksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia membuat kawasan ini sering mengalami aktivitas seismik.
Gempa kali ini menjadi pengingat penting akan perlunya kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah dalam menghadapi potensi bencana. Meskipun tidak berujung pada bencana tsunami atau kerusakan besar, guncangan pagi ini menimbulkan kekhawatiran bagi sejumlah warga yang tinggal di daerah pesisir.
Beberapa warga dilaporkan sempat keluar rumah untuk memastikan keselamatan, terutama karena jam terjadinya gempa bertepatan dengan aktivitas pagi hari.
BMKG menyatakan terus melakukan pemantauan terhadap aktivitas seismik di wilayah Banten dan mengimbau masyarakat untuk tidak panik namun tetap siaga.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Gunakan informasi resmi dari BMKG,” demikian isi imbauan dalam unggahan BMKG.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan gempa susulan. Pemerintah daerah juga belum mengumumkan kondisi darurat atau evakuasi, namun koordinasi dengan BPBD tetap dilakukan sebagai bentuk langkah antisipatif.
Peristiwa ini memperkuat urgensi sosialisasi kesiapsiagaan bencana di wilayah-wilayah yang masuk zona merah gempa. Masyarakat diharapkan semakin sadar akan pentingnya memiliki rencana evakuasi, tas darurat, serta memahami prosedur keselamatan gempa. []
Diyan Febriana Citra.