Korban KMP Tak Masuk Manifes, Terungkap WN Malaysia

Korban KMP Tak Masuk Manifes, Terungkap WN Malaysia

BANYUWANGI – Identitas jenazah korban kecelakaan laut KMP Tunu Pratama Jaya yang ditemukan di perairan Bali pada Kamis (10/07/2025) pagi akhirnya terungkap. Jenazah tersebut diketahui merupakan warga negara Malaysia bernama Fauzi bin Awang (58), asal Kuala Trengganu.

Ironisnya, korban ternyata tidak tercantum dalam daftar manifes resmi penumpang kapal. Hal ini menambah panjang catatan kelalaian dalam administrasi perjalanan laut yang menjadi sorotan tajam pascakecelakaan tragis tersebut.

“Jenazah berhasil diidentifikasi karena properti barang kepemilikan. Kebetulan, dompet berisi identitas masih terbawa pada jenazah saat ditemukan,” kata Kasubdit Dokpol Polda Jawa Timur AKBP Adam Bimantoro kepada wartawan, Kamis malam.

Selain dari dokumen identitas, tim Disaster Victim Identification (DVI) juga memastikan identitas korban melalui pemeriksaan struktur gigi. Berdasarkan hasil identifikasi tersebut, rencananya jenazah akan dikebumikan di tanah air, tepatnya di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi sesuai dengan wasiat almarhum yang menikah dengan warga Indonesia.

“Keluarga telah menyetujui pemulangan jenazah ke rumah istri korban di Banyuwangi untuk proses pemakaman pada Jumat (11/07/2025),” lanjut Adam.

Penemuan Fauzi memunculkan kembali kekhawatiran atas tidak akuratnya data manifes penumpang kapal KMP Tunu Pratama Jaya. Kapal feri tersebut tenggelam pada Rabu (02/07/2025) dalam perjalanan laut, membawa 65 orang sesuai dokumen resmi: 53 penumpang dan 12 kru.

Namun, setelah dilakukan evakuasi, ditemukan sejumlah korban selamat maupun meninggal yang tidak tercantum dalam daftar manifes. Hal ini menimbulkan dugaan kuat bahwa kapal kelebihan muatan atau terjadi pelanggaran prosedur pelaporan penumpang.

Situasi ini mempersulit proses identifikasi dan pencarian korban oleh tim SAR, serta berpotensi menghambat distribusi bantuan dan santunan, termasuk dari pihak Jasa Raharja.

Peristiwa ini menegaskan perlunya perbaikan sistem pencatatan dan verifikasi manifes, terutama dalam pelayaran domestik dan lintas negara, demi keselamatan dan penanganan pascakecelakaan yang lebih akurat. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews