Erupsi Ile Lewotolok Semakin Aktif, 500 Meter Lava Terlontar

Erupsi Ile Lewotolok Semakin Aktif, 500 Meter Lava Terlontar

LEMBATA – Aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), menunjukkan peningkatan signifikan pada Sabtu (12/07/2025) pagi. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok mencatat, gunung tersebut mengalami erupsi sebanyak 48 kali hanya dalam rentang waktu enam jam, antara pukul 00.00 hingga 06.00 Wita.

Letusan yang terjadi disertai lontaran lava pijar dengan jarak luncur antara 200 hingga 500 meter ke arah barat daya, selatan, dan tenggara. Kolom erupsi tampak mencapai ketinggian 100 hingga 250 meter, dengan warna asap putih hingga kelabu. Selain letusan, 82 kali gempa embusan dan satu kali gempa vulkanik dalam turut tercatat dalam periode yang sama.

“Letusan disertai gemuruh atau dentuman lemah hingga kuat,” ujar Stanislaus Ara Kian, petugas Pos PGA Ile Lewotolok, saat dikonfirmasi Sabtu pagi.

Meski secara visual puncak gunung terlihat jelas dengan asap kawah berwarna putih dan intensitas tipis, para petugas tetap mengingatkan bahwa kondisi ini tidak menjamin aman. Cuaca cerah dan angin yang bertiup ke arah barat menambah risiko sebaran abu vulkanik ke wilayah permukiman.

Stanislaus mengimbau masyarakat dan wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di radius tiga kilometer dari kawah aktif. Hal ini merujuk pada status aktivitas Gunung Ile Lewotolok yang saat ini berada pada Level III atau Siaga, artinya potensi erupsi masih tinggi dan bisa terjadi sewaktu-waktu.

Kondisi ini menambah kekhawatiran bagi warga di sekitar lereng gunung, terutama dengan adanya laporan sebelumnya mengenai lebih dari 15.000 warga yang terdampak abu vulkanik dan keterbatasan pasokan masker yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Lembata.

PVMBG terus memantau kondisi gunung dan akan menyampaikan pembaruan informasi kepada masyarakat secara berkala. Otoritas lokal diharapkan memperkuat kesiapsiagaan, termasuk evakuasi darurat apabila aktivitas gunung menunjukkan peningkatan signifikan.

Masyarakat diimbau untuk tetap tenang namun waspada, mengikuti arahan dari pemerintah daerah maupun petugas pengamat gunung api, serta tidak mudah terpancing informasi yang belum diverifikasi. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews