Sekolah di Zona Erupsi Lewotobi Akan Direlokasi

Sekolah di Zona Erupsi Lewotobi Akan Direlokasi

FLORES TIMUR – Ancaman erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki terus membayangi sejumlah wilayah di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Sebagai bentuk tanggap darurat sekaligus langkah antisipatif, Pemerintah Kabupaten Flores Timur akan merelokasi sekolah-sekolah yang berada di kawasan rawan bencana (KRB).

Beberapa wilayah yang masuk dalam zona KRB antara lain Desa Klatanlo, Nawakote, Hokeng Jaya, Dulipali, Nobo, serta Dusun Podor dan Dusun Kampung Baru di Desa Boru. Keputusan relokasi diambil untuk menjamin keselamatan pelajar dan tenaga pendidik di tengah ancaman aktivitas vulkanik yang tidak menentu.

“Sekolah-sekolah di dalam KRB nanti langkah ditempuh adalah relokasi,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Flores Timur, Felix Suban Hoda, saat dikonfirmasi pada Sabtu (12/07/2025).

Meskipun belum bisa memastikan waktu pelaksanaan relokasi, Felix menegaskan bahwa langkah tersebut menunggu kesiapan hunian tetap bagi warga terdampak erupsi. Namun demikian, kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap berjalan meski dengan keterbatasan.

“Proses KBM tetap dilakukan di tenda-tenda dan bangunan darurat yang ada di lokasi pengungsian,” katanya.

Selain fokus pada sekolah di zona rawan, pemerintah daerah juga mulai mendata kerusakan sekolah-sekolah yang berada di luar KRB namun tetap terdampak oleh letusan Gunung Lewotobi. Sekolah-sekolah tersebut tersebar di empat desa, yakni Boru, Boru Kedang, Nileknoheng, dan Pululera.

“Kami sudah punya data di lapangan sekolah di luar KRB yang rusak, dan dilaporkan ke Kemendikbud,” tambah Felix.

Salah satu sekolah yang paling parah terdampak adalah SMP Negeri 1 Wulanggitang. Berdasarkan pantauan di lapangan, hampir seluruh bangunan mengalami kerusakan serius, terutama bagian atap. Material vulkanik seperti pasir, kerikil, dan abu menumpuk di atap seng serta halaman sekolah, sehingga mengganggu aktivitas belajar.

Langkah pemerintah daerah ini diapresiasi oleh berbagai pihak karena menunjukkan komitmen untuk memprioritaskan keselamatan siswa sekaligus menjaga keberlangsungan pendidikan dalam situasi darurat. Perbaikan infrastruktur pendidikan dan relokasi sekolah menjadi bagian penting dari proses pemulihan pasca-bencana. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews