SOLO – Dalam kunjungannya ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 17 Kota Solo, Jumat malam (18/07/2025), Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka memperlihatkan sisi lain dari kepemimpinannya. Ia memilih pendekatan hangat dan personal saat menyapa para siswa di asrama sekolah tersebut, bahkan sampai menghubungi orang tua murid melalui panggilan video.
Kunjungan tersebut berlangsung santai dan penuh keakraban. Salah satu momen menarik terjadi ketika Gibran melakukan video call dengan orang tua salah satu siswa. Ia menyapa sang ibu dengan ramah, “Malam, Bu,” ucap Gibran saat sambungan video call terhubung.
Tak hanya sekadar menyapa, Gibran juga melontarkan candaan khasnya yang mencairkan suasana. Dalam video call itu, ia mengarahkan kamera ke salah satu siswa yang berada di hadapannya, lalu berkata kepada ibu di seberang layar, “Ini anaknya nih bu.” Padahal, anak dari ibu tersebut sebenarnya sedang duduk di samping Gibran.
Reaksi sang ibu pun spontan. Ia tampak heran dari balik layar dan langsung membantah dengan ringan, “Bukan,” sambil menggelengkan kepala. Candaan itu langsung disambut tawa siswa-siswa lain di dalam ruangan asrama.
Gibran kemudian mengoreksi candaan tersebut dan segera mengarahkan kamera ke arah siswa yang benar, yang tak lain adalah anak dari ibu yang sedang dihubungi. Bahkan saat ibu tersebut bertanya soal kondisi anaknya, Gibran dengan gaya santai berkelakar, “Anaknya sedang dihukum,” yang kembali disambut gelak tawa para siswa.
Momen ini menunjukkan pendekatan nonformal Gibran dalam berinteraksi dengan generasi muda, yang kerap dia lakukan baik saat menjabat sebagai Wali Kota Solo maupun kini sebagai Wakil Presiden RI. Ia tak segan masuk ke ruang-ruang sederhana seperti asrama sekolah untuk berbaur langsung dengan siswa dan keluarga mereka, meninggalkan kesan bahwa pemimpin negara juga bisa hadir secara hangat dan akrab.
Langkah ini juga memberi pesan penting soal pentingnya membangun relasi emosional antara pemerintah dan masyarakat, khususnya di dunia pendidikan. Komunikasi yang personal seperti itu mampu memperkuat rasa kepercayaan antara pelajar, orang tua, dan pemimpin negara.
Kunjungan tersebut menjadi salah satu bentuk nyata kepedulian terhadap pendidikan, bukan hanya dari sisi kebijakan, melainkan juga dari aspek perhatian langsung dan interaksi manusiawi. []
Diyan Febriana Citra.