DELI SERDANG – Suasana tenang di permukiman Jalan Pabrik Gula, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, mendadak berubah mencekam pada Rabu pagi (23/07/2025). Seorang warga, Kus (66), dikejutkan oleh suara teriakan dari arah rumah seorang ibu muda berinisial A, yang belakangan diketahui adalah istri dari seorang anggota TNI berinisial D.
Peristiwa memilukan itu terjadi sekitar pukul 07.00 WIB. “Dia (A) terduduk di teras rumah sudah bersimbah darah,” ujar Kus yang merupakan tetangga dekat dan teman lama dari ibu D. Spontan, Kus bersama warga lainnya berusaha menolong A dan membawanya ke Rumah Sakit Umum Latersia. Namun, nyawa A tak tertolong. “Waktu di rumah itu dia masih bernapas. Nah, sebelum sampai di rumah sakit, dia (A) meninggal dunia,” katanya dengan suara berat.
Peristiwa ini memunculkan dugaan kuat terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang berujung kematian. D, yang diketahui sebagai seorang prajurit aktif, disebut-sebut menghilang dari lokasi sesaat setelah kejadian. Saat Kus kembali ke rumah korban yang berada tepat di seberang jalan, keberadaan D tidak lagi terdeteksi.
Menanggapi peristiwa tersebut, aparat gabungan dari TNI dan Polri segera diterjunkan ke lokasi untuk mengamankan area dan mengumpulkan barang bukti. Garis polisi dipasang mengelilingi rumah korban, dan penyelidikan pun dimulai secara intensif.
Kepala Penerangan Kodam I/Bukit Barisan, Letkol Asrul Kurniawan, saat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut. “Ya, kabarnya ada prajurit tikam istrinya. Saat ini masih diselidiki,” ujarnya melalui sambungan telepon.
Peristiwa tragis ini menambah daftar panjang kasus kekerasan domestik yang melibatkan aparat bersenjata. Meski institusi militer memiliki kode etik dan disiplin ketat, kenyataannya persoalan personal di lingkungan keluarga prajurit masih bisa memicu insiden yang fatal. Warga sekitar berharap pihak berwenang menangani kasus ini secara transparan dan memberikan keadilan kepada pihak korban.
Masyarakat juga menyoroti pentingnya edukasi dan pembinaan psikologis bagi anggota keluarga prajurit agar persoalan rumah tangga tidak berujung pada tindakan kekerasan. Terlebih, lingkungan tempat tinggal korban tergolong padat penduduk dan cukup terbuka, yang semestinya bisa menjadi ruang aman bagi keluarga.
Hingga berita ini ditulis, pihak berwenang masih menelusuri keberadaan D. Belum ada keterangan resmi terkait motif kejadian maupun hasil awal autopsi jenazah A. Kasus ini menjadi perhatian luas publik, dan proses hukumnya ditunggu masyarakat sebagai bentuk penegakan keadilan tanpa pandang bulu. []
Diyan Febriana Citra.