Pesta Keagamaan Ricuh, 3 Motor Dibakar dan 1 Dicuri

Pesta Keagamaan Ricuh, 3 Motor Dibakar dan 1 Dicuri

LEMBATA – Tradisi keagamaan yang seharusnya berlangsung dengan khidmat dan damai di Kabupaten Lembata justru diwarnai kekacauan. Sebuah insiden kekerasan pecah usai pesta Sambut Baru, yakni perayaan penerimaan komuni pertama dalam Gereja Katolik, di Desa Wuakerong, Kecamatan Nagawutung, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Sabtu (26/07/2025) dini hari.

Bentrok antarwarga yang diduga dipicu konsumsi minuman keras berujung pembakaran tiga unit sepeda motor dan raibnya satu motor lainnya yang dilaporkan hilang. Kejadian terjadi sekitar pukul 03.40 Wita dan sempat membuat warga sekitar ketakutan.

Kasubsie PIDM Sihumas Polres Lembata, Brigpol Tommy Bartels menjelaskan bahwa kekerasan bermula ketika Irfan Kapitan bersama beberapa rekannya hendak pulang dari pesta Sambut Baru. Saat melintas di depan Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Nagawutung, mereka tiba-tiba dilempari batu oleh sekelompok orang tak dikenal dari arah gelap.

“Korban (Irfan dan kawan-kawan) langsung lari meninggalkan TKP, mengamankan diri di Polsek,” ujar Tommy saat dikonfirmasi.

Namun situasi belum mereda. Massa tak dikenal kembali datang dan melakukan pelemparan, bahkan batu mengenai Irfan. Tak berhenti di situ, tiga motor milik korban dibakar, dan satu motor lainnya dilaporkan hilang. Tak hanya itu, kelompok penyerang juga sempat mengejar korban hingga ke arah Polsek.

Polisi yang menerima laporan segera bertindak cepat. Petugas membuat laporan polisi (LP), mengeluarkan visum et repertum (VER) ke puskesmas, mencatat keterangan korban serta saksi, dan mendata sejumlah nama pelaku yang diduga terlibat. Lokasi tempat kejadian perkara pun dipasangi garis polisi.

“Kami juga mendata satu unit sepeda motor yang menurut laporan dicuri, serta mengimbau kedua pihak yang terlibat agar menahan diri dan tidak melakukan aksi balasan yang dapat menimbulkan tindak pidana baru,” lanjut Tommy.

Informasi yang beredar menyebutkan, bentrokan terjadi akibat perselisihan antar pemuda dari dua desa, yakni Desa Bobolerong dan Desa Dua Wutun (Loang). Konsumsi alkohol yang berlebihan selama perayaan tradisi ditengarai menjadi pemicu utama insiden kekerasan tersebut.

Pesta Sambut Baru, yang seharusnya menjadi momen sakral dan membahagiakan, justru ternoda oleh aksi kekerasan. Kejadian ini mengundang keprihatinan masyarakat setempat dan menjadi pengingat pentingnya pengawasan serta keterlibatan tokoh masyarakat dan agama dalam menjaga ketertiban acara adat maupun keagamaan.

Upaya restoratif dan mediasi lintas desa diharapkan segera dilakukan untuk mencegah konflik lanjutan serta meredam ketegangan sosial yang muncul akibat peristiwa ini. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews