TIDORE – Aktivitas seismik kembali dirasakan masyarakat Maluku Utara setelah gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,1 mengguncang wilayah barat daya Kota Tidore pada Senin pagi (28/07/2025). Getaran gempa terjadi pukul 06.55 WIB dan cukup mengejutkan warga, terutama mereka yang tinggal di daerah pesisir.
Informasi gempa ini disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui akun resmi mereka di platform X (dulu Twitter), @infoBMKG. Dalam keterangannya, BMKG menyebut pusat gempa berada di laut, tepatnya 104 kilometer barat daya Tidore, pada kedalaman 27 kilometer.
“Gempa Mag: 4.1,” tulis BMKG, seraya mencantumkan koordinat gempa pada 0.08 derajat lintang utara dan 126.72 derajat bujur timur.
Meskipun kekuatan gempa tergolong ringan hingga sedang dan belum dilaporkan menimbulkan kerusakan atau korban jiwa, para ahli mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap potensi bahaya gempa bumi bawah laut. Kedalaman gempa yang berada di bawah 30 kilometer umumnya termasuk dalam kategori dangkal, yang berpotensi terasa di permukaan, terutama jika terjadi dekat garis pantai.
Hingga saat ini, belum ada laporan resmi dari pemerintah daerah atau instansi penanggulangan bencana mengenai dampak langsung akibat gempa tersebut. Namun, BMKG tetap meminta masyarakat tetap waspada, terutama terhadap potensi gempa susulan, meski gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Aktivitas tektonik di wilayah Maluku Utara memang tergolong tinggi, mengingat wilayah ini berada di zona tumbukan lempeng aktif. Sejumlah gempa dengan berbagai kekuatan kerap terjadi dan menjadi pengingat pentingnya kesiapan mitigasi bencana bagi masyarakat.
Kejadian ini menjadi momen tepat bagi warga, khususnya di pesisir dan pulau-pulau kecil, untuk mengevaluasi kembali jalur evakuasi, peralatan darurat, serta kesiapan keluarga dalam menghadapi situasi darurat. Pendidikan kebencanaan serta simulasi tanggap darurat sangat dibutuhkan agar masyarakat tidak panik dan dapat bertindak cepat ketika terjadi gempa susulan atau gempa yang lebih besar.
Sementara itu, BMKG terus memantau perkembangan aktivitas seismik di kawasan tersebut dan akan memberikan pembaruan informasi apabila terjadi aktivitas susulan yang signifikan. Masyarakat juga diimbau untuk tidak mudah terpengaruh informasi yang belum terverifikasi dan selalu mengacu pada sumber resmi, seperti BMKG dan BPBD setempat. []
Diyan Febriana Citra.