PEKANBARU – Dalam upaya memperkuat koordinasi nasional penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Riau pada Senin (28/07/2025). Kunjungan ini dimulai di Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, yang menjadi pusat aktivitas Satgas Karhutla setempat.
Kedatangan Gibran disambut oleh jajaran pejabat daerah dan pusat, termasuk Gubernur Riau Abdul Wahid dan Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan. Setelah menerima paparan awal, Wapres langsung melanjutkan agenda peninjauan titik-titik rawan kebakaran yang kembali muncul di beberapa wilayah Riau.
Kunjungan ini mencerminkan perhatian khusus pemerintah pusat terhadap potensi bencana ekologis tahunan yang dapat mengganggu kehidupan masyarakat, merusak lingkungan, dan berdampak pada sektor ekonomi. Dalam kunjungannya, Gibran menekankan bahwa penanggulangan karhutla tidak bisa hanya bergantung pada satu institusi.
“Kolaborasi lintas sektor sangat penting. Semua pihak, baik dari pemerintah daerah, TNI/Polri, hingga masyarakat lokal, harus bergerak bersama. Penanganan karhutla butuh kerja jangka panjang dan keterlibatan aktif semua elemen,” ujar Gibran saat memberi arahan.
Dalam laporan resmi yang disampaikan kepada Wakil Presiden, Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan mengungkapkan bahwa penegakan hukum terus dilakukan secara progresif. Hingga saat ini, aparat penegak hukum telah menetapkan 51 orang sebagai tersangka dalam kasus pembakaran lahan yang diduga dilakukan secara sengaja maupun karena kelalaian.
“Sampai hari ini, kami telah menetapkan 51 orang sebagai tersangka karena diduga terlibat dalam aksi pembakaran lahan secara sengaja maupun karena kelalaian,” tegas Kapolda.
Langkah hukum ini menjadi sinyal bahwa negara tidak akan mentolerir tindakan perusakan lingkungan demi kepentingan pribadi atau komersial. Selain itu, sejumlah aparat juga disiagakan di wilayah rawan untuk mencegah kebakaran baru dan mengedukasi warga agar tidak melakukan pembakaran lahan.
Kebakaran hutan dan lahan menjadi tantangan rutin di Sumatera dan Kalimantan, terutama saat musim kemarau panjang. Selain menyebabkan gangguan kesehatan akibat asap, karhutla juga menurunkan kualitas udara dan merusak ekosistem.
Melalui kunjungan ini, Wapres Gibran juga menyampaikan pentingnya penguatan strategi jangka panjang, termasuk rehabilitasi kawasan terbakar, pemanfaatan teknologi pemantauan titik panas, dan penerapan sanksi berat terhadap pelaku pembakaran.
Kunjungan kerja ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antarinstansi dan menjadi momentum untuk mempercepat solusi atas permasalahan karhutla yang berulang setiap tahun. []
Diyan Febriana Citra.