Gedung Rektorat ULM Terbakar, Diduga Korsleting

Gedung Rektorat ULM Terbakar, Diduga Korsleting

BANJARMASIN – Insiden kebakaran hebat yang melanda Gedung Rektorat Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Senin pagi (28/07/2025), menjadi pengingat keras akan pentingnya sistem keamanan gedung yang responsif dan rutin diperiksa. Api melalap hampir seluruh bagian vital gedung sekitar pukul 06.30 WITA, saat suasana masih lengang karena jam kerja belum dimulai.

Gedung yang biasanya menjadi pusat aktivitas akademik dan administrasi ULM itu terbakar hebat hanya dalam waktu singkat. Api cepat menjalar dan menghanguskan aula utama, ruang akademik, serta sejumlah bagian penting lainnya. Asap tebal membumbung tinggi, memicu kepanikan warga dan relawan pemadam kebakaran yang berdatangan dari berbagai penjuru Kota Banjarmasin.

Abadi, petugas keamanan ULM yang berjaga malam itu, menjadi salah satu saksi kunci awal terjadinya kebakaran. Ia mengaku baru saja meninggalkan gedung setengah jam sebelum api terlihat.

“Saya meninggalkan gedung sekitar pukul 06.00 WITA. Api mulai terlihat sekitar pukul 06.30. Saat itu gedung benar-benar kosong, belum ada pegawai masuk,” tutur Abadi di lokasi kejadian.

Abadi juga mengungkap bahwa api menyambar dengan cepat sehingga tidak ada waktu untuk memanfaatkan alat pemadam api ringan (APAR) yang tersedia.

“Saya juga sempat melihat api menjalar dengan cepat. Apar ada, tapi tidak sempat digunakan karena api langsung membesar,” jelasnya.

Faktor kelistrikan diduga menjadi penyebab utama kebakaran. Abadi menyebut bahwa sistem kelistrikan di gedung tersebut memang kerap bermasalah dalam beberapa minggu terakhir.

“Selama satu bulan terakhir, arus listrik di gedung sering tidak stabil. Beberapa kali tegangan naik turun secara mengkhawatirkan,” ungkapnya.

Walaupun tidak terdengar suara ledakan, Abadi meyakini kemungkinan terbesar adalah korsleting. “Saya tidak mendengar suara ledakan atau letupan. Tapi arus memang sering turun naik, jadi kemungkinan karena korsleting,” ujarnya.

Hingga kini, tim forensik dan petugas pemadam kebakaran masih menyelidiki penyebab pasti kebakaran. Sementara itu, pihak universitas terus melakukan pendataan atas kerugian materiil serta kemungkinan hilangnya dokumen penting dan perangkat elektronik.

Sebagai respons awal, otoritas setempat telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh institusi pendidikan dan kantor pemerintah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko kebakaran. Rekomendasi itu meliputi pemeriksaan berkala instalasi listrik, kesiapan APAR, serta larangan meninggalkan perangkat elektronik dalam kondisi menyala tanpa pengawasan.

Insiden di ULM ini membuka mata banyak pihak tentang pentingnya perawatan dan pengawasan gedung secara konsisten. Tidak hanya aspek fisik bangunan, namun juga sistem proteksi dini terhadap risiko kebakaran yang dapat mengganggu keberlangsungan fungsi vital institusi pendidikan. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews