TANGGAMUS – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Tanggamus, Lampung sejak Senin sore (28/07/2025) telah memicu banjir hebat yang merendam dua pekon di Kecamatan Wonosobo. Curah hujan tinggi disertai infrastruktur tanggul yang rusak menjadi kombinasi mematikan yang melumpuhkan aktivitas warga.
Tercatat Pekon Banyu Urip dan Soponyono menjadi wilayah terdampak paling parah, dengan ketinggian air di beberapa titik mencapai hingga dua meter. Genangan mulai terjadi sekitar pukul 04.30 WIB pada Selasa pagi (29/07/2025), saat sebagian besar warga masih tertidur.
Warga menuding jebolnya tanggul Sungai Way Ngarip sebagai penyebab utama meluapnya air ke pemukiman. Tanggul yang diketahui sudah rusak sejak lama itu disebut-sebut belum pernah mendapat penanganan serius dari pemerintah setempat, meski warga telah beberapa kali mengajukan permintaan perbaikan.
“Kalau tanggul sungainya tidak jebol, mungkin air tidak separah ini. Kami sudah lama minta perbaikan tapi belum ada realisasi,” kata Agung, warga Pekon Banyu Urip, saat ditemui Selasa (29/07/2025).
Agung menceritakan bahwa hujan mulai turun sejak sebelum waktu Magrib. Namun kondisi mulai memburuk selepas subuh. Menurutnya, air tiba-tiba masuk dengan cepat ke dalam rumah warga, bahkan hingga mencapai atap di beberapa titik.
“Sekitar pukul 4 pagi air mulai masuk, dan besar-besarnya setelah subuh. Di dalam rumah air mencapai 1 sampai 2 meter,” ujarnya.
Selain rumah, banjir turut merendam sawah dan kebun warga. Di Dusun Purwo Sari, Pekon Banyu Urip, serta Dusun 1 di Pekon Soponyono, puluhan rumah dan lahan pertanian terdampak parah. Aktivitas masyarakat lumpuh, sementara warga harus segera mengevakuasi barang-barang penting dari dalam rumah.
Banjir juga menimbulkan gangguan serius pada jalur lintas penghubung antara Wonosobo dan Semaka. Arus lalu lintas terganggu akibat genangan air yang melintasi badan jalan. Pengendara sepeda motor terlihat kesulitan menembus genangan dan harus ekstra hati-hati agar tidak tergelincir.
Meski belum ada laporan korban jiwa, warga kini hidup dalam kecemasan. Hujan diprediksi masih akan turun, sementara kondisi tanggul yang rusak dikhawatirkan akan menyebabkan banjir susulan.
Warga berharap Pemerintah Kabupaten Tanggamus segera turun tangan. Selain bantuan logistik dan evakuasi, mereka menuntut perhatian serius terhadap perbaikan infrastruktur sungai.
“Jangan cuma datang kalau sudah banjir. Tanggul ini sudah rusak lama, kami minta jangan diabaikan terus,” keluh salah satu warga lain yang enggan disebut namanya.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari otoritas Kabupaten Tanggamus mengenai rencana penanganan tanggap darurat maupun rehabilitasi tanggul yang jebol. []
Diyan Febriana Citra.