Gunung Ile Lewotolok Meletus 63 Kali, Radius Bahaya 3 Km

Gunung Ile Lewotolok Meletus 63 Kali, Radius Bahaya 3 Km

LEMBATA — Aktivitas vulkanik Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), menunjukkan peningkatan signifikan. Dalam rentang waktu enam jam pada Selasa (29/07/2025) dini hari, gunung tersebut tercatat mengalami erupsi sebanyak 63 kali, disertai dengan gemuruh dan lontaran material pijar ke segala arah.

Data dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok mencatat bahwa letusan terjadi antara pukul 00.00 hingga 06.00 Wita. Petugas PGA, Fajaruddin M. Balido, menjelaskan bahwa gempa letusan terekam dengan amplitudo bervariasi antara 11,7 hingga 35,8 milimeter dan berlangsung selama 38 hingga 62 detik.

“Teramati 63 kali gempa letusan, dengan amplitudo 11,7–35,8 mm, durasi 38–62 detik,” ujar Fajaruddin dalam keterangan tertulisnya.

Erupsi ini menghasilkan kolom abu setinggi 100 hingga 200 meter dengan warna asap putih hingga kelabu. Tak hanya itu, letusan juga disertai lontaran material pijar ke berbagai arah dan suara dentuman dengan intensitas lemah hingga kuat.

“Lontaran material pijar teramati ke segala arah dalam radius puncak,” tambahnya.

Selain letusan, aktivitas vulkanik lain juga tercatat selama periode tersebut, yakni empat kali tremor non-harmonik, satu kali gempa vulkanik dangkal, satu kali gempa vulkanik dalam, dan dua kali gempa tektonik jauh. Secara visual, puncak gunung terlihat jelas dengan asap kawah yang bertekanan lemah dan berwarna putih, intensitas tipis hingga sedang, dengan tinggi sekitar 50 meter dari kawah.

Dengan meningkatnya aktivitas ini, masyarakat di sekitar Gunung Ile Lewotolok dan para wisatawan diminta meningkatkan kewaspadaan. Fajaruddin mengingatkan agar tidak ada aktivitas apa pun dalam radius tiga kilometer dari kawah.

“Kami imbau masyarakat dan pengunjung agar tidak memasuki wilayah radius tiga kilometer dari pusat aktivitas,” tegasnya.

Meskipun belum ada laporan kerusakan atau korban, potensi bahaya tetap besar jika aktivitas vulkanik terus meningkat. Status Gunung Ile Lewotolok hingga kini berada pada Level III atau Siaga, menunjukkan bahwa erupsi masih mungkin terjadi sewaktu-waktu dengan intensitas yang lebih besar.

Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus memantau perkembangan aktivitas gunung secara intensif. Masyarakat juga diimbau untuk mengikuti arahan dari BPBD dan otoritas setempat, serta tidak mudah percaya pada informasi yang belum diverifikasi.

Peningkatan aktivitas gunung api ini menjadi pengingat bahwa wilayah rawan bencana memerlukan sistem mitigasi yang kuat dan edukasi berkelanjutan kepada masyarakat. Kesiapsiagaan menjadi kunci utama dalam menghadapi potensi bencana alam yang tak terduga. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews