LUMAJANG – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik. Puncaknya, Selasa (11/11/2025) pagi, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu memuntahkan abu vulkanik setinggi sekitar 700 meter dari kawah utama.
Erupsi yang terjadi pukul 04.35 WIB tersebut disertai kolom abu berwarna putih keabu-abuan dengan intensitas tebal yang mengarah ke utara dan barat laut. Data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, aktivitas itu terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan berlangsung selama 143 detik.
Dalam 24 jam terakhir, PVMBG juga mendeteksi 141 kali gempa letusan dan 15 kali gempa guguran, yang menjadi indikator meningkatnya tekanan magma di tubuh gunung. Meski begitu, hingga Selasa siang belum ada laporan kerusakan maupun dampak serius terhadap permukiman di sekitar lereng.
Kepala Satuan Tugas Tanggap Darurat Bencana Kabupaten Lumajang, Agus Triyono, menegaskan bahwa masyarakat di sekitar Semeru harus tetap siaga dan tidak beraktivitas di area yang dinyatakan berbahaya.
“Masyarakat harus tetap waspada, terutama yang beraktivitas di sekitar anak sungai Gunung Semeru,” kata Agus, Selasa (11/11/2025).
Pemkab Lumajang mengingatkan warga agar tidak melakukan aktivitas dalam radius 8 kilometer dari kawah Jonggring Saloka, sumber utama erupsi Semeru. Selain itu, warga juga dilarang mendekati aliran sungai berhulu di puncak gunung, khususnya di Besuk Kobokan, yang rawan dilalui awan panas dan lahar hingga jarak 13 kilometer dari kawah.
Agus menambahkan, hujan abu dan potensi banjir lahar dingin bisa terjadi sewaktu-waktu, terutama bila curah hujan tinggi mengguyur wilayah hulu. Oleh karena itu, seluruh pos pantau dan tim siaga bencana di desa-desa sekitar lereng telah diminta untuk meningkatkan pengawasan.
“Tetap patuhi imbauan petugas dan selalu siaga karena potensi hujan abu maupun banjir lahar dingin bisa terjadi sewaktu-waktu,” tegasnya.
Meski status Gunung Semeru masih berada pada Level II atau Waspada, otoritas daerah menetapkan status tanggap darurat bencana hingga 14 November 2025. Pemerintah daerah bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI-Polri, serta relawan setempat untuk memperkuat sistem peringatan dini dan jalur evakuasi warga.
PVMBG juga terus memperbarui laporan aktivitas vulkanik melalui kanal resmi agar masyarakat mendapatkan informasi akurat dan tidak terjebak kabar bohong di media sosial. Warga diimbau tetap tenang, namun tidak mengabaikan risiko yang mungkin terjadi jika aktivitas Semeru terus meningkat.
Gunung Semeru, yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut, merupakan salah satu gunung api paling aktif di Indonesia. Aktivitas erupsinya kerap bersifat fluktuatif, dan peristiwa besar terakhir terjadi pada akhir 2021 yang menyebabkan puluhan korban jiwa serta kerusakan di beberapa wilayah sekitar Lumajang. []
Diyan Febriana Citra.

