Api Sumur Minyak Ilegal Blora Belum Padam di Hari Keempat

Api Sumur Minyak Ilegal Blora Belum Padam di Hari Keempat

BLORA – Kobaran api dari sumur minyak ilegal di Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, belum juga padam meski peristiwa itu sudah memasuki hari keempat pada Rabu (20/08/2025). Upaya pemadaman masih terus dilakukan, sementara ratusan warga harus mengungsi akibat peristiwa ini.

Anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora, Agung Triyono, menuturkan bahwa saat ini langkah pemadaman difokuskan dengan menutup area sekitar kobaran api menggunakan tanah.

“Untuk kegiatan hari ini yang kita laksanakan adalah proses penanggulan tanah untuk mengurangi lebar area dari semburan api,” ujar Agung saat ditemui di lokasi kebakaran.

Menurutnya, proses penanggulan dilakukan dengan mengerahkan empat unit eksavator. Alat berat itu digunakan secara bergantian untuk mengeruk dan menimbun tanah di sekeliling titik api. Langkah ini dianggap cukup efektif karena perlahan dapat menekan intensitas kobaran.

“Untuk intensitas atau tekanan dari gas yang dihasilkan dari sumur sudah mulai berkurang. Semoga bisa cepat berkurang terus,” tambah Agung.

Sejak api muncul pada Minggu (17/08/2025), tim gabungan BPBD bersama aparat kepolisian dan relawan setempat bekerja keras di lapangan. Mereka berusaha mengendalikan situasi agar kobaran tidak semakin meluas. Pertamina juga menegaskan bahwa sejauh ini tidak terdeteksi adanya gas beracun di sekitar lokasi.

Meski begitu, kebakaran ini sudah menelan korban jiwa. Tercatat tiga orang meninggal dunia akibat peristiwa tersebut, sementara dua lainnya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Sementara itu, situasi di Desa Gandu juga berubah drastis. Lebih dari 300 kepala keluarga, atau sekitar 750 jiwa, harus meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke sejumlah lokasi aman yang disediakan warga dan pemerintah desa. Aparat kepolisian memastikan keamanan harta benda warga tetap terjaga.

Kebakaran sumur minyak ilegal di Blora ini kembali mengingatkan pada bahaya aktivitas pengeboran tanpa izin. Meski memberikan keuntungan ekonomi jangka pendek bagi sebagian warga, praktik tersebut menyimpan risiko tinggi. Potensi kecelakaan tidak hanya mengancam pekerja, tetapi juga keselamatan masyarakat luas.

Dalam berbagai kasus sebelumnya, sumur minyak ilegal seringkali sulit dipadamkan ketika terbakar. Tekanan gas yang tinggi membuat api terus menyala dalam waktu lama. Karena itu, penanganan membutuhkan keterlibatan berbagai pihak dengan strategi khusus agar bisa benar-benar padam.

Sejumlah pihak mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk lebih tegas menindak praktik pengeboran minyak ilegal yang marak di Blora dan sekitarnya. Selain itu, perlindungan terhadap warga terdampak juga harus menjadi prioritas utama.

“Semoga bisa segera padam dan warga bisa kembali ke rumah masing-masing dengan selamat,” ujar Agung menutup pernyataannya.

Kini, masyarakat masih menunggu langkah lanjutan pemerintah untuk memastikan api benar-benar dapat dikendalikan, sekaligus mencari solusi agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews