Bandara Maumere Tutup Hingga 11 Oktober Akibat Erupsi Lewotobi

Bandara Maumere Tutup Hingga 11 Oktober Akibat Erupsi Lewotobi

SIKKA — Aktivitas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur kembali berdampak pada operasional penerbangan di wilayah Nusa Tenggara Timur. Bandara Fransiskus Xaverius Seda Maumere di Kabupaten Sikka dipastikan tetap ditutup hingga Sabtu (11/10/2025) setelah sebelumnya tidak beroperasi sejak Kamis (09/10/2025).

Kepala Bandara Fransiskus Xaverius Seda, Partahian Panjaitan, mengonfirmasi perpanjangan masa penutupan tersebut demi menjamin keselamatan penerbangan.

“Hari ini sampai besok pukul 06.00 WITA operasi penerbangan di Bandara Frans Seda ditutup sementara,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (10/10/2025).

Keputusan itu diambil setelah kolom abu vulkanik dari Gunung Lewotobi Laki-laki masih terpantau aktif di udara dan berpotensi mengganggu jalur penerbangan. Menurut Partahian, maskapai Wings Air dan Nam Air telah resmi membatalkan seluruh penerbangan menuju dan dari Maumere.

“Hari ini ada enam penerbangan yang terdampak dengan rute Kupang–Maumere maupun sebaliknya, dan Labuan Bajo–Maumere,” jelasnya.

Ia juga mengimbau seluruh penumpang untuk segera berkoordinasi dengan maskapai terkait pembatalan maupun penjadwalan ulang penerbangan. “Kami harap penumpang mengikuti informasi resmi dari maskapai agar tidak terjadi kebingungan di lapangan,” tambahnya.

Sementara itu, aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki kembali meningkat pada Jumat dini hari pukul 02.25 Wita, dengan tinggi kolom abu mencapai sekitar 600 meter di atas puncak gunung. Abu berwarna kelabu dengan intensitas sedang itu terpantau condong ke arah barat daya. Erupsi tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimum 10,5 milimeter dan durasi sekitar 2 menit 20 detik.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat, meskipun skala erupsi tergolong sedang, material abu yang terbawa angin dapat menyebar ke wilayah sekitar, termasuk Kabupaten Sikka dan Ende. Otoritas bandara bersama PVMBG serta AirNav Indonesia terus melakukan pemantauan visual dan analisis arah sebaran abu untuk menentukan waktu aman pembukaan kembali bandara.

Penutupan Bandara Frans Seda menjadi pengingat penting tentang kerentanan sektor transportasi udara di wilayah kepulauan seperti NTT terhadap aktivitas vulkanik. Pemerintah daerah kini berkoordinasi dengan maskapai untuk memastikan layanan darurat dan kebutuhan logistik masyarakat tetap berjalan lancar selama penutupan berlangsung. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah