SEMARANG — Upaya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengendalikan banjir yang menggenangi wilayah Pantura Kaligawe, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, terus ditingkatkan. Setelah satu pekan genangan air belum juga surut, BNPB memutuskan memperluas operasi modifikasi cuaca (OMC) guna mempercepat penanganan banjir yang mengganggu aktivitas warga dan jalur transportasi utama di kawasan utara Jawa Tengah.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom) BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa mulai Kamis (30/10/2025), pihaknya menambah armada udara untuk memperluas jangkauan operasi.
“Mulai Kamis (30/10/2025), pesawat tambahan akan dikerahkan dengan cakupan operasi yang lebih luas. Berbeda dari sebelumnya, armada kedua ini akan ditempatkan di Lanud Adi Soemarmo, Solo, sebagai posko OMC wilayah selatan Jawa Tengah,” kata Abdul dalam keterangannya.
Sejak pekan lalu, satu pesawat OMC telah dikerahkan untuk menabur bahan semai berupa Natrium Klorida (NaCl) dan Kalsium Oksida (CaO) guna mengurai awan dan mengalihkan potensi hujan dari wilayah terdampak banjir. Namun, pembentukan awan konvektif yang masih masif di beberapa titik membuat operasi tunggal itu belum cukup efektif.
Kendati intensitas hujan di sekitar Pantura Kaligawe sempat berkurang, air di sejumlah ruas jalan belum sepenuhnya surut. Di depan RSI Sultan Agung, ketinggian air bahkan kembali meningkat hingga 90 sentimeter pada Rabu (29/10/2025). Sementara itu, banjir masih merendam sedikitnya 15 kelurahan di tiga kecamatan, membuat akses warga terganggu dan kendaraan besar sulit melintas.
Abdul menjelaskan, kondisi itu bukan semata akibat curah hujan, melainkan juga faktor struktural di lapangan. “Di sisi lain, keberadaan proyek tol dan tanggul laut turut memperlambat aliran air menuju laut,” ujarnya. Akibatnya, air yang seharusnya cepat mengalir justru terperangkap di kawasan rendah dan menyebabkan genangan bertahan lama.
Selain melalui operasi modifikasi cuaca, BNPB juga mengoptimalkan langkah darat dengan melakukan pemompaan air menuju kolam retensi. Upaya ini dilakukan secara paralel dengan operasi udara agar penanganan banjir berjalan lebih cepat dan terkoordinasi.
“Melalui penambahan armada udara ini, BNPB berharap upaya percepatan penanganan banjir dan mitigasi ke depan dapat berjalan lebih optimal. Ketika satgas darat terus berkejaran dengan waktu di lapangan, di langit, BNPB menambah kekuatan untuk mengatur agar hujan jatuh di tempat yang semestinya,” tutur Abdul.
Langkah BNPB ini diharapkan tidak hanya menjadi solusi sementara, tetapi juga membuka jalan bagi sistem penanganan banjir yang lebih adaptif. Dengan cuaca yang sulit diprediksi dan kondisi geografis yang kompleks, operasi modifikasi cuaca kini menjadi garda depan mitigasi bencana hidrometeorologi di Jawa Tengah. []
Diyan Febriana Citra.

