Banjir Rusak 7 Jembatan di Seram Barat

Banjir Rusak 7 Jembatan di Seram Barat

AMBON – Derasnya hujan yang mengguyur Pulau Seram dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan bencana banjir di sejumlah wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku. Akibatnya, sedikitnya tujuh jembatan penghubung di Kecamatan Huamual dilaporkan rusak dan terputus pada Rabu dini hari (09/07/2025), menyebabkan akses antarwilayah lumpuh dan sebagian desa terancam terisolasi.

Bencana ini dipicu oleh cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi yang terus melanda wilayah Seram. Banjir besar merendam kawasan Desa Negeri Luhu di Kecamatan Huamual, membawa serta material lumpur dan puing-puing yang menghantam sejumlah infrastruktur vital.

Ketujuh jembatan yang terdampak adalah Jembatan Kali La Ala, Kali Manguru, Kali Air Besar, Kali Lirang, Kali Nasiri, Kali Limboro Kecil, dan Kali Limboro Besar. Jembatan-jembatan ini berfungsi sebagai penghubung utama antar desa dan kecamatan, sehingga kerusakan tersebut sangat mengganggu mobilitas warga serta menghambat distribusi logistik dan layanan darurat.

“Badan Penanggulangan Bencana Daerah Seram Bagian Barat menghimbau warga tetap waspada karena hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih terus mengguyur Pulau Seram,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Seram Bagian Barat, Nasir Suruali, saat dikonfirmasi.

Nasir juga menekankan bahwa pihaknya telah menurunkan tim reaksi cepat untuk memantau situasi di lapangan serta melakukan penilaian awal terhadap kerusakan. Bantuan logistik darurat juga sedang disiapkan untuk didistribusikan kepada warga terdampak.

Situasi ini diperparah dengan keterbatasan jalur alternatif yang dapat digunakan warga, mengingat sebagian besar jalan yang menghubungkan desa-desa di Kecamatan Huamual sangat bergantung pada keberadaan jembatan-jembatan tersebut. Beberapa warga dilaporkan harus menempuh jalur darat dan sungai yang lebih jauh untuk menjangkau wilayah tetangga.

“Kami berharap segera ada perhatian dari pemerintah provinsi maupun pusat, karena kerusakan ini menyangkut konektivitas antarwilayah dan menyulitkan warga mengakses layanan kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan pokok,” keluh Aswar, warga Desa Nasiri.

Kondisi cuaca yang tidak menentu menjadi tantangan tersendiri bagi petugas di lapangan. BPBD mencatat bahwa wilayah Seram termasuk dalam daerah rawan bencana hidrometeorologi, terutama saat musim penghujan berkepanjangan seperti yang tengah terjadi saat ini.

Nasir menambahkan, koordinasi dengan instansi terkait terus dilakukan agar proses evakuasi, perbaikan sementara, dan pengiriman bantuan dapat berjalan optimal. “Prioritas kami saat ini adalah keselamatan warga serta pemulihan akses darurat secepat mungkin,” ujarnya.

Pihak BPBD juga meminta masyarakat untuk sementara waktu menjauhi bantaran sungai dan tidak melakukan aktivitas yang berisiko tinggi di daerah rawan longsor dan banjir. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews