MAKASSAR — Situasi mencekam sempat terjadi di lingkungan Universitas Negeri Makassar (UNM) setelah bentrokan antara mahasiswa dari dua fakultas pecah pada Rabu (05/11/2025) sore. Insiden yang melibatkan mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) serta Fakultas Teknik itu menyebabkan lima unit sepeda motor terbakar di area kampus UNM Parangtambung, Jalan Daeng Tata Raya, Makassar.
Wakil Rektor III UNM, Arifin Manggau, membenarkan terjadinya bentrokan tersebut. “Itu (bentrok terjadi) kurang lebih jam setengah enam sore,” ujarnya kepada detikSulsel, Kamis (06/11/2025). Ia menambahkan bahwa bentrokan tersebut baru pertama kali terjadi antara dua fakultas tersebut sepanjang sejarah kampus UNM. “Ini sementara lagi dicari tahu seperti apa motif dari persoalan ini. Karena baru kali ini terjadi dalam sejarah, MIPA tawuran dengan Teknik,” jelas Arifin.
Menurut laporan sementara, bentrokan berlangsung cukup singkat namun memicu kepanikan di area kampus. Suara teriakan dan lemparan benda terdengar di sekitar lokasi kejadian, sementara sejumlah kendaraan mahasiswa yang terparkir menjadi sasaran amuk massa. Setelah bentrokan mereda, ditemukan lima sepeda motor dalam kondisi hangus terbakar.
Arifin menyebut pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian terkait pemicu bentrokan dan identitas pemilik kendaraan yang terbakar. “Ada motor terbakar lima unit. Belum diketahui pemiliknya. Sementara diproses di kepolisian, apakah benar itu milik mahasiswa atau bukan,” ungkapnya.
Kepolisian sektor setempat bersama tim pengamanan kampus segera turun tangan untuk mengamankan lokasi dan mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi. Dugaan sementara, bentrokan dipicu oleh kesalahpahaman antara kelompok mahasiswa dari kedua fakultas, namun penyebab pastinya masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut.
Sementara itu, pihak rektorat UNM mengimbau seluruh mahasiswa untuk menahan diri dan tidak terprovokasi oleh isu yang belum jelas sumbernya. “Kami berharap situasi ini segera reda. Dunia kampus seharusnya menjadi tempat untuk belajar, berdialog, dan berprestasi, bukan untuk kekerasan,” ujar Arifin menegaskan.
Bentrok antarmahasiswa seperti ini menjadi perhatian serius bagi pihak universitas dan aparat penegak hukum, mengingat potensi dampaknya terhadap keamanan kampus serta citra dunia pendidikan. Saat ini, kegiatan perkuliahan di kampus UNM Parangtambung dilaporkan tetap berjalan, meski pengawasan keamanan diperketat di beberapa titik strategis. []
Diyan Febriana Citra.

