ENGGANO – Meskipun tergolong lemah, aktivitas seismik kembali mengguncang wilayah Enggano, Bengkulu, Selasa dini hari (22/07/2025). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa berkekuatan magnitudo 2,6 terjadi pada pukul 02.11 WIB dengan pusat gempa berada 56 kilometer timur laut Enggano pada kedalaman 38 kilometer.
Informasi tersebut dikonfirmasi melalui akun resmi BMKG Wilayah II di platform X (sebelumnya Twitter) yang menyatakan: “Info Gempa Mag:2.6, 22-Jul-25 02:11:32 WIB, Lok:5.05 LS – 102.68 BT (56 km TimurLaut ENGGANO-BENGKULU), Kedlmn: 38 Km ::BMKG.”
Meskipun tidak menimbulkan kerusakan maupun korban, BMKG mengingatkan bahwa gempa dengan kekuatan kecil seperti ini tetap perlu dicermati. Kegiatan seismik yang terjadi bisa menjadi indikator adanya potensi aktivitas lempeng yang lebih besar di kemudian hari.
“Gempa berkekuatan ringan seperti ini merupakan bagian dari dinamika tektonik yang lazim terjadi di wilayah rawan gempa seperti Bengkulu dan sekitarnya. Namun demikian, masyarakat tetap perlu meningkatkan kesadaran akan kesiapsiagaan bencana,” ujar seorang petugas di BMKG Wilayah II yang enggan disebutkan namanya.
Enggano sendiri merupakan pulau yang terletak di barat daya Bengkulu dan berada dekat zona subduksi aktif. Kawasan ini dikenal sebagai wilayah dengan intensitas gempa tektonik yang cukup tinggi, sehingga pengawasan terhadap aktivitas geologi di sekitarnya sangat penting.
BMKG menyebutkan bahwa meskipun skala magnitudo gempa tidak signifikan, getaran bisa saja dirasakan masyarakat sekitar jika berada di kedalaman dangkal atau dekat permukaan. Dalam kasus kali ini, gempa dirasakan sangat lemah dan tidak memicu kepanikan warga.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada laporan kerusakan atau dampak lanjutan dari kejadian tersebut. Namun, BMKG tetap merekomendasikan agar masyarakat mengunduh aplikasi Info BMKG untuk mendapatkan informasi real-time mengenai gempa dan cuaca ekstrem di wilayah masing-masing.
Sebagai negara yang berada di jalur Cincin Api Pasifik, Indonesia memang tak lepas dari ancaman gempa bumi dan erupsi gunung api. Oleh karena itu, pemahaman terhadap mitigasi bencana perlu terus ditingkatkan, termasuk di wilayah-wilayah yang jarang terdengar namun memiliki kerentanan geologis seperti Enggano. []
Diyan Febriana Citra.