BMKG: Sumba Timur Diguncang Gempa Tektonik M 4,9

BMKG: Sumba Timur Diguncang Gempa Tektonik M 4,9

Bagikan:

LABUAN BAJO – Warga Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), sempat merasakan guncangan akibat gempa tektonik berkekuatan magnitudo 4,9 yang terjadi pada Senin, pukul 13.56 WITA. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan episenter gempa berada di laut, 47 kilometer barat laut Sumba Timur, dengan kedalaman hiposenter 17 kilometer.

Kepala Balai Besar MKG Wilayah III Denpasar, Cahyo Nugroho, menjelaskan, gempa ini termasuk jenis gempa dangkal yang diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif di dasar laut.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif di dasar laut,” ujar Cahyo dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Senin.

Berdasarkan laporan masyarakat, getaran gempa dirasakan di berbagai wilayah, antara lain Waingapu, Waikabubak, Labuan Bajo, Tambolaka, Kabupaten Bima, dan Kota Bima dengan skala III MMI. Cahyo menjelaskan, skala tersebut berarti getaran terasa nyata di dalam rumah, seakan ada truk yang melintas, namun belum menimbulkan kerusakan signifikan.

Meski belum ada laporan kerusakan fisik, BMKG tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan melakukan pemeriksaan terhadap kondisi bangunan.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” katanya.

Selain itu, hasil pemodelan tsunami BMKG menunjukkan gempa ini tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami, sehingga warga pesisir tidak perlu mengungsi, namun tetap diimbau waspada terhadap informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

BMKG juga melaporkan, hingga pukul 14.08 WITA, belum terdapat aktivitas gempa susulan (aftershock) yang signifikan. Namun, Cahyo menekankan pentingnya masyarakat untuk selalu waspada, terutama terhadap bangunan yang retak atau rusak akibat getaran gempa, karena dapat membahayakan keselamatan.

Kejadian ini kembali menjadi pengingat bagi warga di wilayah rawan gempa untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mematuhi prosedur keselamatan gempa. BMKG menegaskan, langkah antisipatif seperti menghindari bangunan retak, menyiapkan jalur evakuasi, dan mengikuti informasi resmi instansi terkait sangat penting untuk meminimalkan risiko. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Berita Daerah Hotnews