MEDAN – Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, mengambil langkah tegas dalam penertiban anggaran di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut). Sejumlah pos anggaran yang dinilai tidak masuk akal dicoret, termasuk pengadaan tusuk gigi senilai Rp100 juta dan 15 kue tar dengan nilai hampir Rp49 juta. Kebijakan ini menandai komitmen gubernur terhadap efisiensi belanja daerah dan pengutamaan program yang berdampak langsung kepada masyarakat.
Langkah ini juga selaras dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto mengenai pengetatan anggaran di seluruh lini pemerintahan. Penjelasan resmi disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sumut, Porman Mahulae, dalam keterangan tertulis pada Minggu (04/05/2025).
“Beliau tegak lurus dengan instruksi Bapak Presiden tentang efisiensi anggaran, untuk itu beliau tertibkan semua belanja yang tidak berguna dan mengalihkannya ke belanja-belanja yang produktif dan berdampak langsung ke masyarakat,” ujar Porman.
Salah satu kasus yang menjadi sorotan publik adalah pengadaan tusuk gigi sebesar Rp100 juta, yang tercantum dalam rencana pengadaan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Selain itu, terdapat pula anggaran untuk pembelian 15 kue tar berukuran 60×40 sentimeter dengan total nilai mencapai Rp48.750.000. Anggaran tersebut diumumkan pada 21 Januari 2025 melalui metode pengadaan langsung dengan sumber dana dari APBD Provinsi dan kode RUP 55658358.
Menanggapi temuan tersebut, Bobby Nasution langsung memerintahkan evaluasi menyeluruh terhadap rencana belanja dari setiap organisasi perangkat daerah (OPD). Ia menegaskan bahwa dana publik harus digunakan secara bertanggung jawab dan hanya untuk program yang memberi manfaat nyata.
“Beliau juga meminta OPD tidak main-main dengan anggaran,” tegas Porman.
Dengan penghapusan anggaran yang tidak esensial, Bobby menyatakan bahwa dana APBD akan dialokasikan ulang ke program prioritas, termasuk penguatan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC). Program ini dirancang untuk mempercepat reformasi layanan publik dan mencakup lima inisiatif strategis:
-
PUBG (Program Unggulan Bersekolah Gratis)
-
PROBIS (Program Berobat Gratis)
-
JASKOP (Jaminan Kestabilan Harga Komoditi Pangan)
- CERDAS (Cepat, Responsif, Handal, dan Solutif – untuk digitalisasi layanan publik)
-
INSTANSI (Infrastruktur Strategis Terintegrasi)
-
PRESTICE (Perlindungan Rakyat Melalui Restorative Justice)
Melalui langkah ini, Bobby berharap dapat mengembalikan kepercayaan publik terhadap pengelolaan anggaran daerah, sekaligus memastikan bahwa setiap rupiah benar-benar berpihak pada kepentingan masyarakat Sumatera Utara. []
Diyan Febriana Citra.